Sabtu 19 Jul 2014 17:55 WIB

Filipina Minta Warganya Tinggalkan Gaza

 Seorang anak Filipina, dengan cat bendera Palestina tergambar di wajahnya, berdiri disamping ibunya yang berunjuk rasa menuju Kedutaan Israel  di Taguig, Metro Manila, Selasa (15/7). (Reuters / Erik De Castro) (Reuters / Erik De Castro)
Seorang anak Filipina, dengan cat bendera Palestina tergambar di wajahnya, berdiri disamping ibunya yang berunjuk rasa menuju Kedutaan Israel di Taguig, Metro Manila, Selasa (15/7). (Reuters / Erik De Castro) (Reuters / Erik De Castro)

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina mendesak warganya meninggalkan Gaza secepatnya. Perintah itu dikeluarkan menyusul serangan Israel di wilayah itu sudah memasuki hari ke 12 dengan korban jiwa mencapai 318.

"Dengan meninjau ancaman keamanan yang terjadi dalam konflik Israel-Hamas, para warga Filipina diminta meninggalkan Jalur Gaza, Departemen Luar Negeri Filipina sudah meningkatkan kewaspadaan di Gaza pada peringkat 4," demikian pernyataan dari negeri tersebut.

Tingkat empat tersebut berarti "perintah pengungsian" warga Filipina oleh pegawai Kedutaan Besar Filipina di Kairo, Tel Aviv dan Amman serta dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Departemen Luar Negeri mengatakan diperkirakan terdapat 109 orang Filipina yang bermukim di Gaza, perbatasan yang bergolak sejak 2012 dan berkembang menjadi wilayah mematikan sejak dua pekan ini.

Pertempuran dipicu oleh peristiwa bulan lalu berupa penculikan dan pembunuhan tiga anak muda Israel yang berada di Tepi Barat dan pembalasan kejam yang dilakukan dengan pembunuhan terhadap seorang remaja Palestina oleh ekstrimis Yahudi.

Pemerintah Filipina juga memerintahkan lebih dari 36 ribu warganya yang bekerja di Israel untuk tidak bepergian ke arah radius 15 kilometer dari perbatasan Gaza.

Diperkirakan sekitar 10 juta orang Filipina tinggal dan bekerja di luar negeri, banyak yang menyebar di Timur Tengah, meninggalkan kampung halaman untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Sekitar 318 warga Palestina meninggal dalam konflik saat ini yang merupakan pertikaian paling mematikan di Gaza sejak 2009.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement