REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Para peneliti dari Organisasi kepolisian internasional, Interpol, dan mitranya dari Eropa, Europol, akan berangkat ke Ukraina untuk membantu dalam proses mengidentifikasi korban kecelakaan pesawat MH-17 Malaysia Airlines.
Organisasi kepolisian Uni Eropa mengatakan akan berkontribusi seorang spesialis kepada tim yang berkekuatan tujuh orang, yang akan berangkat ke ibu kota Ukraina, Kiev, Ahad (20/7) pagi waktu setempat.
Seorang juru bicara Europol tidak mengomentari apakah organisasi telah mendapat jaminan bahwa mereka akan memiliki akses ke lokasi kecelakaan, yang berada di tangan kekuatan separatis yang tidak menerima otoritas Kiev.
Sementara itu, Inggris berencana mengirim enam penyelidik dari British Air Accident Investigation Branch (AAIB) untuk memberi bantuan dalam penyelidiki kecelakaan pesawat MH-17 Malaysia Airlines, kata pengumuman Downing Street.
Penasehat Keamanan Nasional Inggris memimpin pertemuan mengenai bencana MH-17 Jumat (18/7) sore. Para pejabat dari seluruh jajaran Pemerintah Inggris, polisi dan wakil lembaga lain hadir dalam pertemuan tersebut.
Kantor Urusan Inggris telah mengirim tambahan staf konsuler ke Ukraina guna mendukung tim di lapangan, dan Polisi Metropolitan menjadi perantara dengan mitra internasional untuk mengirim tawaran ahli ke Ukraina guna membantu "penemuan, pengidentifikasi dan pemulangan korban yang tewas", kata juru bicara Downing Street setelah pertemuan itu.
Inggris mendukung penyelidikan pimpinan Ukraina yang meliputi ahli dari Malaysia, Belanda dan negara lain yang "sejalan dengan standard internasional yang ditetapkan oleh ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional)", kata juru bicara tersebut.