REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaserangan Zionis Israel ke Jalur Gaza melalui jalur darat membuat ratusan warga sipil menjadi korban. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) Irfan Safruddin menilai, Israel sebagai negara yang sudah tak mematuhi hukum internasional, maka seharusnya dapat ditangani oleh Dewan Keamanan PBB.
“Secara pesimistis, posisi umat Islam kini sudah lemah, PBB tak berkutik, dan negara-negara Timur Tengah yang berdekatan dengan Palestina pun lemah, sehingga tak bisa diharapkan juga,” kata Irfan saat dihubungi Republika Online, (20/7). Meski begitu, menurutnya masih ada jalan untuk memerdekakan tanah Palestina.
Dia menjelaskan, tak ada pilihan lagi, selain membantu masyarakat Palestina menyediakan persenjataan untuk berperang, karena sepertinya peperangan sudah tak bisa dibendung. Irfan percaya orang-orang Palestina tak penakut, dan berani mati, sehingga mereka pasti siap berperang.
Banyak pihak melakukan aksi boikot terhadap segala produk Israel, namun baginya hal itu akan berefek lama. Irfan menyatakan, saat ini perlu gerak cepat untuk menghentikan agresi militer Israel. “Pemboikotan bagus, tapi tidak efektif, karena efeknya masih lama,” sarannya.
Irfan menegaskan, aksi peggalangan dana, demonstrasi massal, serta pemberitaan media di dunia, dapat menjadi solusi untuk mengatasi Israel. Lebih lanjut, ia menjelaskan, berkaca pada kasus Afghanistan melawan Rusia, meski saat itu Rusia sudah menguasai wilayah, namun berkat dukungan media dan masyarakat internasional, akhirnya Afghanistan bisa bangkit lalu menyerang balik.
“Media harus menyiarkan pemberitaan segar yang bisa membangkitkan masyarakat, sehingga mampu meningkatkan moralitas warga Palestina untuk bertahan,” jelasnya. Irfan mengatakan, dengan simpati serta dukungan dari masyarakat di seluruh dunia, solidaritas umat Muslim yang tinggi, serta kekuatan politik, maka bukan tak mungkin, Israel akan menghentikan serangannya.