REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel kembali melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, Ahad (20/7). Serangan udara diluncurkan lagi oleh militer Israel di wilayah Shujaiiya, di mana tim medis tengah melakukan evakuasi korban Palestina.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) meminta agar Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata mulai pukul 13.30 hingga 17.30 waktu setempat. Gencatan senjata sementara diusulkan agar ICRC dapat mengevakuasi warga Shujaiyya, wilayah yang sebelumnya dibombardir Israel.
Sedikitnya 66 warga Palestina di Shujaiyya tewas dalam serangan yang diluncurkan Ahad (20/7) pagi. Lebih dari 400 orang di wilayah timur Kota Gaza tersebut terluka. Serangan Israel kali ini disebut sebagai pembantaian massal terburuk yang negara tersebut lakukan di Gaza.
Maan News melaporkan, hanya beberapa saat setelah menyetujui gencatan senjata yang diusulkan ICRC, Israel kembali meluncurkan serangan udara di wilayah itu. Hal ini membuat tim medis terpaksa segera meninggalkan Shujaiyya, meski belum menyelesaikan evakuasi para korban.
Israel berdalih, serangan tersebut kembali mereka lakukan karena Hamas melanggar lebih dulu kesepakatan gencatan senjata. Sebelumnya, Israel juga menolak permintaan gencatan sementara selama empat jam diusulkan ICRC untuk alasan kemanusiaan.