REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Para ahli forensik internasional akan tiba di lokasi kecelakaan penerbangan MH17 di wilayah Ukraina yang dikuasai pemberontak pro-Rusia, Senin (21/7).
"OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa) besok dini hari berniat membawa misi identifikasi, dengan para ahli Belanda, ke lokasi," kata Rutte Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Den Haag, Ahad (20/7).
Ia mengatakan Belanda akan mengkoordinasikan tugas untuk mengidentifikasi 298 jenazah kecelakaan pesawat Malaysia Airlines.
Pernyataan ini mencuat setelah para pemberontak pro-Rusia mengatakan telah menemukan kotak hitam dan akan menyerahkannya ke tim investigasi internasional jika sudah tiba di lokasi. Mereka juga mengatakan jenazah korban pesawat MH17 yang dirudal disimpan di kereta pendingin agar tetap dapat diidentifikasi.
Belanda menjadi negara dengan jumlah korban terbanyak yakni 193 orang. Sejumlah langkah dari pemerintah Belanda pun sudah dilakukan. Misalnya berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin; Kanselir Jerman, Angela Merkel; dan Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
Tak hanya itu, Menteri Luar Negeri Belanda, Frans Timmermans juga dijadwalkan terbang ke New York untuk berbicara dengan pihak PBB. Tujuan utamanya untuk meminta bantuan agar jenazah para korban bisa dikembalikan ke keluarganya masing-masing.
Sedangkan, di dalam negeri Belanda, Raja Belanda Willem-Alexander dan Perdana Menterinya, Mark Rutte akan melakukan pertemuan dengan para keluarga korban asal Belanda.