REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Saat matahari tenggelam, warna merah di sejumlah bangunan dan lokasi di pusat kota Melbourne memancarkan warna merah. Inilah dedikasi kota yang menjadi tuan rumah Konferensi AIDS 2014, yang berlangsung 20-25 Juli dihadiri 14 ribu peserta dari seluruh dunia.
Merah memang menjadi warna yang menandakan solidaritas dan kepedulian soal virus HIV dan AIDS, salah satu pandemik dunia.
Apa yang ditawarkan oleh Melbourne bukanlah sebuah konferensi biasa yang membahas soal HIV dan AIDS. Banyak rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tuan rumah kali ini, dari pagelaran seni, panggung hiburan, hingga pameran beragam hasil kreativitas yang berkaitan dengan HIV dan AIDS.
Gedung Yarra di kawasan Federation Square (Foto: Erwin Renaldi)
Salah satu programnya adalah 'Pain the Town Red', dengan menghadirkan gedung-gedung berarsitektur indah yang bermandikan cahaya lampu berwarna merah.
Tahun ini ada sekitar 45 gedung dan tempat-tempat historis di penjuru kota yang bermandikan cahaya merah, termasuk juga kantor ABC yang berlokasi di kawasan Southbank.
Katedral St Paul di kawasan Flinders Station (Foto: Erwin Renaldi)
"Seni memiliki peranan penting dalam menyampaikan pesan yang juga melibatkan komunitas. Kami sangat senang bahwa Arts Centre Melbourne bekerja sama dengan beberapa organisasi untuk mendukung konferensi lewat beragam program budaya," ujar Tom Harley, Presiden Victoria Arts Centre Trust, baru-baru ini.
Konferensi ini disebut-sebut sebagai konferensi soal kesehatan terbesar yang pernah digelar di Australia.
Merah mewarnai Arts Centre yang kerap menampilkan panggung hiburan dunia (Foto: Erwin Renaldi)
Diperkirakan lebih dari 14 ribu orang delegasi dari 200 negara menghadiri konferensi yang berlangsung di Melbourne's Exhibition Centre, dengan pusat kasino, Crown.
Acara ini juga akan melibatkan 1000 orang wartawan, ilmuwan, dan para pemimpin dari seluruh dunia. Dengan lebih dari 160 acara yang berkaitan dengan konferensi AIDS.
Balai Kota Melbourne di Swanston St (Foto: City of Melbourne, Instagram)
"Kota kami dikenal sebagai salah satu kota dunia yang paling terbuka, toleran, dan menyambut siapapun dengan terbuka," ujar Robert Doyle, walikota Melbourne. "Kami ingin agar menunjukkan pada pendatang konferensi ini, bahwa kemanapun pergi di Melborune akan melihatgedung-gedung berwarna merah, sebagai bentuk penghargaan dan dukungan."
"Saya datang ke Melbourne karena ingin memperbaharui wawasan soal HIV", ujar Busa Batan Tisak, salah satu delegasi yang berasal dari Thailand.
"Saya berharap setelah lewat konferensi ini kita akan memiliki lebih banyak cara untuk menekan jumlah HIV," jelas Tisak yang sehari-harinya bekerja di Kementerian Kesehatan Thailand.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).