Senin 21 Jul 2014 12:47 WIB

Tuntut Menu Iftar yang Layak, Karyawan Palestina Justru Dipecat

Rep: c91/ Red: Agung Sasongko
Menu Iftar
Foto: AP
Menu Iftar

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT - SodaStream yang membuat mesin karbonasi rumahan memecat 60 karyawan berkebangsaan Palestina bulan ini di Ma’ale Adumim, Tepi Barat. Pemecatan ini terjadi karena adanya sengketa antara manajemen dan karyawan mengenai makanan yang disajikan selama Ramadhan.

Media Israel, Haaretz dan Times of Israel, serikat pekerja yang mewakili para pekerja Palestina di SodaStream, WAC-Maan mengatakan, para karyawan yang mendapat shift sore tidak mendapatkan cukup makanan selama berpuasa. Mereka kemudian melakukan komplain kepada pihak manajemen.

“60 pekerja dilarang membawa makanan dari rumah karena hukum diet Yahudi, merasa tidak diberi cukup makanan setelah bekerja selama 16 jam.” kata koordinator WAC-Maan Yerusalem, Erez Wagner seperti tertulis pada media Haaretz.

Menurut Wagner, para karyawan Palestina mencoba menjelaskan bahwa mereka kesulitan bekerja pada shift malam tanpa makanan berbuka puasa yang cukup. Mereka juga menjelaskan bahwa mengoperasikan mesin yang besar dalam kondisi lemah dan lelah karena kurang makanan akan berbahaya.

Wagner mengatakan, salah seorang eksekutif perusahaan justru menuduh  bahwa mereka ingin membuat kerusuhan. “Para karyawan menyanggah dan menjelaskan bahwa mereka ingin menyelesaikan masalah, sehingga mereka dapat kembali bekerja. Mereka juga mendiskusikan sejumlah solusi yang berbeda dengan pihak Israel,” kata Wagner seperti dilansir Times of Israel.

Di akhir perbincangan tersebut, manajer shift meminta mereka pulang dan mengatakan akan memberikan solusi hari berikutnya. Namun, keesokan harinya para karyawan tersebut dipecat dan diberlakukan penuh kebencian. Mereka diminta mengembalikan ID mereka dan dilarang membawa barang-barang pribadi mereka.

“CEO SodaStream, Daniel Birnbaum, senang menunjukkan perusahaannya sebagai oase antara Yahudi dan Arab. Namun dalam kenyataannya dia bertindak sangat berbeda.” kata Wagner seperti dikutip Haaretz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement