REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran telah mengubah semua pengayaan uraniumnya yang mendekati pada level pembuatan senjata nuklir. Badan nuklir PBB mengatakan konversi dari persediaan 20 persen pengayaan uranium ini merupakan bagian dari penghentian program nuklir Iran.
Dilansir BBC, Amerika Serikat mengatakan pada pekan lalu pihaknya memberikan 2,8 miliar dolar AS dana Iran yang dibekukan sebagai bentuk imbalan kepatuhan Iran. Pembicaraan yang diperpanjang selama empat bulan terkait ambisi nuklir Iran pun telah disepakati pada Jumat antara Iran dengan berbagai negara kuat dunia.
Pembicaraan ini bertujuan agar Iran membatasi program nuklirnya dan sebagai imbalannya sanksi Iran akan dicabut. Keenam negara kuat dunia yang terlibat dalam pembicaraan ini adalah Amerika Serikat, Prancis, Cina, Rusia, Jerman, dan Inggris yang menduga Iran tengah membuat senjata atom.
Iran membantah tuduhan tersebut dan bersikukuh bahwa pengayaan uraniumnya digunakan untuk pembangkit tenaga nuklir dan tujuan medis. Berdasarkan laporan baru dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan Iran tengah melakukan semua komitmennya.
Iran memiliki lebih dari 200 kg dari 20 persen pengayaan uranium saat kesepakatan awal yang dicapai pada akhir November. Pengayaan uranium 20 persen ini dapat dengan cepat diubah menjadi senjata nuklir.
Para ahli mengatakan 200 kg sangatlah cukup untuk membuat hulu ledak nuklir. Negosiasi antara Iran dan keenam negara kuat dunia dijadwalkan digelar pada September dengan batas waktu kesepakatan pada 24 November.
''Masih terdapat perbedaan yang signifikan dalam sejumlah masalah penting yang akan membutuhkan kerjakeras dan waktu,'' kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton danMenteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.