REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) sedang melakukan perundingan dengan para separatis pro Rusia untuk membawa kereta yang berisi jenazah-jenazah dari kecelakaan pesawat Malaysia Airlines ke bawah pengendalian pemerintahan Ukraina.
"Semua upaya sedang dipusatkan pada langkah-langkah untuk membawa kereta ini ke wilayah yang dikendalikan oleh para pihak berwenang Ukraina," kata Rutte dalam jumpa pers, Ahad waktu setempat.
Pemerintah Belanda sebelumnya mendapat tekanan untuk membawa jenazah 193 warga Belanda yang menjadi korban tewas penerbangan MH17 yang jatuh di wilayah yang dikuasai para pemberontak pro-Rusia di wilayah timur Ukraina empat hari lalu.
Banyak jenazah dari 298 orang yang terbang dengan pesawat dari Amsterdam itu masih terpencar di ladang pertanian, sementara beberapa lainnya telah diangkut oleh para pemberontak dengan kereta-kereta berpendingin ke sebuah stasiun kereta di dekat lokasi kejadian.
Dalam sebuah upacara peringatan korban di kota Haarlem di Belanda, seorang pendeta menyebutkan ada 12 orang dari keuskupannya yang ikut menjadi korban dan meminta agar jenazah-jenazah mereka dibawa pulang sesegera mungkin.
"Kita harus gigih meminta agar jenazah para korban dikembalikan kalau ada keadilan," kata Dean Jan Hendriks kepada massa yang berduka.
Alexander Hug, wakil kepala misi OSCE di Ukraina mengatakan badan keamanan Eropa itu telah berhubungan dengan delegasi Belanda, yang saat ini berada di luar wilayah yang dikuasai para pemberontak dan diharapkan tiba di ibu kota daerah Donetsk pada Senin.
"Kami berencana untuk memudahkan kedatangan mereka, pertama ke Donetsk dan kemudian ke lokasi kecelakaan," ujarnya.