REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Jumlah warga Palestina yang tewas akibat agresi militer Israel di Jalur Gaza mencapai 508 orang, Senin (21/7). Di New York, Dewan Keamanan (DK) PBB menyuarakan kekhawatiran serius terhadap meningkatnya jumlah warga sipil yang tewas.
DK PBB mendesak penghentian pertempuran karena keadaan darurat. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon terus menekan dilakukan gencatan senjata. Ban akan hadir di kairo, Senin. Menteri Luar Negeri AS John Kerry juga terus mendesak dilakukan gencatan senjata.
Serangan udara Israel berlanjut terus di Gaza, Senin. Petugas penyelamat menggali reruntuhan sebuah rumah yang rata dengan tanah mencari korban selamat. Pejabat kementerian kesehatan Gaza Ashraf al-Kidra mengatakan rumah itu digempur roket Israel, Ahad malam.
Di tempat lain, al-Kidra mengatakan tank Israel menembaki rumah keluarga Siyam di barat Rafah. Serangan biadab tersebut menewaskan 10 orang, termasuk empat anak-anak dan seorang bayi perempuan berusia sembilan bulan.
Militer Israel mengatakan telah menggagalkan upaya penyusupan militan Hamas melalui dua terowongan yang menghubungkan utara Gaza dengan selatan Israel. Militer mengatakan 10 penyusup tewas setelah terdeteksi dan menjadi sasaran tembak pesawat Israel.
Ahad, serangan darat pertama Israel dalam dua pekan menewaskan 65 warga Palestina dan 13 tentara Israel. Hal tersebut memaksa ribuan penduduk lari menyelamatkan diri.