REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Sekitar 500 orang pada Senin (21/7), melakukan protes aksi diam di Tokyo untuk menentang pertumpahan darah di Jalur Gaza. Protes diikuti jumlah terbesar dibanding sebelum ini sejak kekerasan mulai terjadi pada awal bulan, kata penyelenggara.
Ketika hari beranjak malam, para demonstran menyalakan lilin berjajar membentuk huruf "GAZA" yang besar di taman kota dan melakukan saat hening satu menit untuk berdoa bagi para korban kekerasan di wilayah Palestina.
Sebagian orang mengayunkan bendera Palestina sementara yang lain membentangkan tulisan "Hentikan pembunuhan di Gaza. Jepang peduli".
"Kami ingin orang-orang di Gaza tahu bahwa mereka tidak terkucil dari dunia," kata Sonoko Kawakami, salah seorang penyelenggara. "Gaza letaknya jauh dari Jepang, tetapi kami akan terus melakukan apa yang dapat kami kerjakan di sini."
Pemuka Islam, Kristen, Buddha, dan Yahudi menyampaikan pesan-pesan singkat menyerukan agar kekerasan dihentikan. Jumlah warga Palestina yang menjadi korban meninggal di Gaza terus meningkat melampaui angka 500, kebanyakan adalah warga sipil.
Israel mengatakan 18 orang prajuritnya terbunuh, itu kehilangan paling berat dalam delapan tahun terakhir, ditambah dua warga sipil. Unjukrasa pro-Palestina telah dilakukan di kota-kota Eropa dan juga di Asia.
Di Prancis, unjuk rasa berkembang menjadi kekerasan setelah terjadi bentrok dengan polisi antihuru-hara, sehingga puluhan orang ditangkap.