REPUBLIKA.CO.ID, TOREZ-- Pemberontak pro-Rusia telah memperbolehkan investigator dari Belanda memeriksa tubuh korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines di stasiun kereta api di sebelah timur Ukraina. Seperti dilansir BBCNews, tiga orang ahli dari Belanda mengatakan kereta api yang membawa mayat para korban akan meninggalkan kota Torez nanti.
Seluruh penumpang pesawat MH17 yang berjumlah 298 orang meninggal ketika pesawat tersebut ditembak jatuh oleh pemberontak pada tanggal 17 Juli. AS dan negara lain mengatakan ada bukti yang berkembang tentang keterlibatan Rusia dalam kecelakaan itu.
Namun, Rusia pada hari Senin kembali membantah tuduhan bahwa mereka telah memasok rudal tersebut atau "senjata lain" untuk para pemberontak. Sebuah kelompok tersendiri terdiri dari 31 investigator internasional kini berada di sebelah timur kota Kharkiv.
Mereka berharap dapat mendekat ke lokasi pesawat setelah Presiden Ukraina, Petro Poroshenko meminta tentara pemerintah untuk memadamkan api di sepanjang 40 km dari lokasi jatuhnya pesawat. Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan sangat penting untuk memberikan para ahli internasional ini keamanan sehingga mereka dapat melakukan investigasi secara independen.
Monitor dan Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OCSE) telah sampai di tempat kejadian namun akses mereka ke reruntuhan dibatasi oleh para pemberontak. Pada hari Senin, para ahli dari Belanda memeriksa 196 mayat yang disimpan di mesin pendingin di Torez, 15 km dari lokasi jatuhnya pesawat.
“Saya pikir penyimpanan mayat-mayat ini kualitasnya bagus.” kata ketua kelompok Peter van Leit seusai melakukan inspeksi.
Para investigator juga menambahkan mereka telah meminta para pemberontak agar memperbolehkan kereta api melintas. Para wartawan di Torez mengatakan bau busuk yang keluar dari gerbong pesawat itu sangat menyengat.
Para peneliti Belanda juga mengunjungi lokasi jatuhnya pesawat, dimana beberapa mayat yang tersisa masih terbaring dan terkena panas. Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop meminta separatis pro-Rusia untuk tidak menggunakan tubuh sebagai pion dalam konflik mereka dengan pihak berwenang Ukraina Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan Amerika telah melihat pasokan militer besar pindah ke Ukraina dari Rusia pada bulan lalu, termasuk konvoi pengangkut personel lapis baja, tank dan peluncur roket.
Sementara itu, sebuah tim Malaysia terdiri dari 133 pejabat dan ahli, ikut andil sebagai tim pencarian dan pemulihan personil, ahli forensik, teknis dan ahli medis telah tiba di Ukraina. Sekelompok peneliti kecelakaan udara Inggris yang terpisah juga ada.