Selasa 22 Jul 2014 13:01 WIB

Dewan Keamanan PBB Kecam Pelaku Jatuhnya MH17

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Karangan bunga diletakan di perkarangan rumah korban pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh
Foto: reuters
Karangan bunga diletakan di perkarangan rumah korban pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh

REPUBLIKA.CO.ID, PBB-- Dewan Keamanan PBB mengecam keras jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina. Selain itu, mereka juga menuntut akses penuh menuju ke lokasi jatuhnya pesawat. Australia memimpin rancangan resolusi yang secara tegas menyerukan penyelidikan internasional dan menuntut pihak yang bertanggung jawab agar diadili.

“Kita harus memiliki jawabannya. Kami punya keadilan,” kata Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop kepada 15 anggota dewan keamanan.

“Kedukaan saat ini disertai dengan kemarahan karena kita menyaksikan adanya pelanggaran di lokasi kecelakaan dimana para pemberontak mengendalikan akses dan telah terbukti menyisir barang-barang pribadi korban,” tambahnya.

Dewan Keamanan juga menyerukan negara-negara bekerja sama dalam penyelidikan. Sebuah seruan yang disampaikan untuk menyindir Rusia yang dituduh telah memberikan dukungan kepada para pemberontak pendukung Rusia dan diduga telah memasok senjata misil canggih. Setelah tiga hari pembicaraan, Rusia pun sepakat mengesahkan resolusi tersebut.

“Kami menyambut dukungan Rusia atas resolusi hari ini, tetapi tak ada resolusi yang diperlukan yang telah digunakan oleh Rusia untuk mempengaruhi para pemberontak pada Kamis, membuat para pemberontak meninggalkan senjata mereka dan lokasi insiden kepada para ahli internasional,” kata Duta Besar AS Samantha Power.

“Jika Rusia tidak menjadi bagian dari solusi, maka Rusia akan tetap menjadi bagian dari masalah,” katanya.

Ke-15 anggota Dewan Keamanan meminta semua kegiatan militer, termasuk kelompok bersenjata untuk segera melakukan gencatan senjata di sekitar lokasi jatuhnya pesawat. Sehingga, penyelidikan internasional pun dapat dilakukan dengan aman.

Rusia pun mendesak bahwa Ukraina tetap akan berpartisipasi dalam penyelidikan namun negera tersebut tidak akan memimpin penyelidikan yang akan dipimpin oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Tak hanya itu, Moscow juga merubah kata pesawat yang “ditembak jatuh” menjadi “jatuh”. Pasalnya, hal ini dapat mempengaruhi hasil penyelidikan.

“Akan sangat sembrono memberikan peran kepemimpinan kepada Ukraina dalam penyelidikan,” kata Duta Besar Rusia Vitaly Churkin.

Dunia internasional pun telah mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan pengaruhnya membujuk para pemberontak menyerahkan para korban dan memberikan akses penuh penyelidikan. Pesawat MAS diyakini telah meledak di langit Ukraina pada Kamis setelah ditembak oleh misil. Akibatnya, 298 penumpang dan awak pesawat pun tewas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement