REPUBLIKA.CO.ID, RASSYPNOYE -- Udara berbau pemutih dan bercak darah di lantai masih berbekas di rumah milik satu keluarga di Rassypnoye, Ukraina. Suasana tersebut menjadi bagian dari sisa-sisa peristiwa suram sekaligus memilukan yang terjadi pada akhir pekan lalu, yakni kecelakaan maut pesawat Malaysia Airlines MH 17 yang menewaskan ratusan jiwa.
Sang empunya rumah, Inna Tipunova, masih mengingat jelas pemandangan mengerikan itu: mayat seorang wanita korban kecelakaan MH 17 jatuh melalui atap dapur rumahnya yang sederhana.
"Kami tidak pernah menyangka ada manusia yang berjatuhan dari langit. Mereka jatuh seperti turunnya hujan,” kata Tipunova seperti dikutip Washington Post, Selasa (22/7).
Dapur rumahnya pun menjadi berantakan setelah mayat penumpang MH 17 itu jatuh ke dalamnya, Kamis (17/7) lalu. “Saya yakin, dia adalah seorang ibu, putri, dan saudara perempuan dari orang-orang lainnya. Dia tidak berdosa,” kata ujar Tipunova yang sudah berusia renta itu lagi sambil terisak.
Menurut pengakuannya, tidak ada orang yang berani mengambil mayat tersebut selama 24 jam. Malam hari setelah kejadian nahas itu, ia tidak bisa tidur dan cuma bisa bolak-balik ke dapurnya untuk melihat TKP. Tipunova kemudian menyalahkan pemerintah Ukraina atas jatuhnya pesawat jet tersebut.
Ia juga mengutuk perang saudara yang melanda negerinya sejak beberapa bulan belakangan.
Dalam pikirannya, warga sipil kini hanya menjadi korban yang terjebak di tengah-tengah konflik antara kedua kubu yang berseberangan. Termasuk di antaranya peristiwa tragis yang merenggut nyawa 298 orang yang terbang di atas timur Ukraina pada pekan lalu.
“Saya hanya ingin menghabiskan hari-hari tua saya dengan hidup dalam ketenangan. Apalagi, saya tidak punya tempat lain selain di sini untuk menikmati sisa-sisa hidup saya,” kata Tipunova.