REPUBLIKA.CO.ID,PERTH -- Perdana Menteri Australia Tony Abbot mengatakan sebuah pesawat militer negaranya akan digunakan untuk mengangkut jenazah korban MH17, Selasa (22/7). Jenazah para korban tersebut akan dibawa ke Belanda pada hari ini untuk diidentifikasi.
Menurut Abbot, proses identifikasi yang ditujukan untuk mengembalikan jenazah kepada para keluarga mungkin akan berjalan lambat. Hal ini karena proses tersebut bukanlah hal yang mudah dan harus dilakukan secara teliti, agar tak terjadi kesalahan. Namun, ia optimis tim investigasi MH17 di Ukraina dapat melakukan hal tersebut dengan baik.
"Saya yakin seluruh korban pesawat MH17 dapat dikembalikan kepada para keluarga meski akan berjalan cukup lama. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menangani insiden ini," ujar Abbot, dalam sebuah konfrensi pers di Australia, dilansir Australia News, Selasa (22/7).
Namun, Abbot mengungkapkan bahwa tim keamanan dan investigasi yang dikerahkan harus menjaga dengan baik lokasi jatuhnya pesawat MH17 di sekitar Donetsk. Hal ini agar tidak ada lagi pihak-pihak maupun individu yang berada di sekitar tempat kejadian mengambil jenazah para korban untuk kepentingan pribadi.
Sejauh ini, Abbot mengatakan Australia belum akan mengerahkan angkatan bersenjata negara untuk terjun membantu penyelidikan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika nanti pasukan Australia dapat bergabung dengan tim investigasi multinasional.