REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry pada Rabu (23/7) pagi membahas dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas kemungkinan dicapainya gencatan senjata guna mengakhiri pertempuran berdarah di Jalur Gaza.
Kerry menelepon Abbas guna membahas tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza dengan dasar gagasan gencatan senjata Mesir, kata kantor berita resmi Palestina, Wafa.
Pada Selasa malam (22/7), Abbas mengatakan serangan Israel ke Jalur Gaza dimaksudkan untuk merusak masalah Palestina dan kesatuan nasional Palestina. Sudah tiba waktunya bagi setiap orang "untuk mengeluarkan suara mereka untuk menentang mesin penghancur dan pembunuhan oleh Israel".
Abbas juga mengatakan dalam beberapa hari belakangan, ia mengunjungi Mesir, Turki dan Qatar dan bertemu dengan Presiden Mesir Abdul Fattah As-Sisi serta pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Jihad Islam, serta berusaha mengakhiri pertumpahan darah di Jalur Gaza.
Ia juga berjanji akan menuntut para pemimpin Israel yang melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina, dan mengatakan kejahatan semacam itu tak bisa dibiarkan berlalu tanpa hukuman.
Pada Selasa malam, Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyerukan pertemuan darurat di Kairo, Mesir, mengenai kerangka kepemimpin sementara yang terdiri atas HAMAS dan Jihad Islam.
Di dalam satu pernyataan setelah pertemuan yang dipimpin oleh Abbas, kepemimpinan Palestina pada segala tingkat mengatakan akan berusaha keras untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan menyatukan semua faksi Palestina di bawah payung PLO.
Pertemuan itu juga menyerukan dilancarkannya demonstrasi besar guna mendukung Jalur Gaza dan perlawanannya terhadap aksi kejahatan militer Yahudi. Sejauh ini, upaya untuk memperantarai gencatan senjata di Jalur Gaza telah gagal.