Rabu 23 Jul 2014 13:27 WIB

Kerry Desak Hamas Setujui Gencatan Senjata

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
John Kerry
Foto: Reuters/Yuri Gripas
John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON– Menteri Luar Negeri AS John Kerry meminta Hamas agar menerima tawaran gencatan senjata yang diusulkan oleh Mesir. Lanjutnya, gencatan senjata ini dapat mengakhiri konflik di Gaza yang telah menewaskan 635 warga Palestina dan 31 warga Israel.

Dilansir dari Aljazeera, diplomat tinggi AS bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi di Kairo pada Selasa yang telah menawarkan gencatan senjata pekan lalu. Menurut pejabat Palestina Azzam al-Ahmed, pemimpin Palestina telah mengusulkan Mesir rencana gencatan senjata selama lima hari mengakhiri pertikaian.

Seruan Kerry ini disampaikan setelah Sekjen PBB Ban Ki-moon bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv membahas bagaimana menghentikan pertumpahan darah dan mulai bernegosiasi.

“Pesan saya sama untuk Israel dan Palestina: Hentikan Pertempuran, mulailah pembicaraan dan cari akar permasalahan di konflik jadi kami tidak berada di situasi yang sama dalam enam bulan berikutnya atau dalam setahun,” katanya.

Dalam tanggapannya, Netanyahu mengatakan akan melakukan yang perlu dilakukan untuk melindungi diri. “Kami akan melakukan yang perlu kami lakukan untuk mempertahankan diri kami sendiri,” katanya.

Perdana Menteri Israel mengatakan komunitas internasional harus meminta pertanggung jawaban Hamas karena selalu menolak usualan gencatan senjata. Sedangkan, bagi Hamas, akar permasalahannya adalah pengepungan Gaza dan secara terus menerus meminta Israel dan Mesir mencabut blokadenya.

Pihaknya juga ingin pembebasan puluhan tahanan yang dibebaskan dalam pertukaran tahanan Israel pada 2011 namun kembali ditahan pada musim panas ini.

“Kondisi untuk gencatan senjata adalah dicabutnya secara penuh blokade dan juga pembebasan tahanan yang baru saja ditahan di Tepi Barat,” kata pemimpinnya di Gaza, Ismail Haniya. “Kami tidak dapat mundur, memperlambat jumlah kematian,” katanya, merujuk pada blokade Israel sejak 2006.

Sementara itu, sejumlah penerbangan internasional juga telah menunda penerbangannya ke Tel Aviv setelah sebuah roket menyerang di dekat bandara. Maskapai-maskapai menghentikan layanannya dan Administrasi Penerbangan Federal AS juga menjatuhkan larangan penerbangan selama 24 jam ke Israel.

Pesawat AS, Jerman, Italia, dan Prancis telah menghentikan layanan penerbangannya sebelum Badan Keamanan Penerbangan Eropa mengeluarkan peringatan ini. Sedangkan, pesawat Israel El AL tetap menjalankan jadwal penerbangannya.

Dewan Keamanan PBB juga menggelar debat terbuka terkait situasi di Gaza. Duta Besar Palestina menyerukan Dewan Keamanan untuk menghentikan pembunuhan Israel terhadap orang-orang yang tak berdosa.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement