REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, secara mendadak berkunjung ke Arab Saudi, Ia datang untuk berunding dengan Raja Abdullah mengenai perkembangan di Gaza yang porakporanda akibat digempur zionis Israel.
Dikutip dari laporan SPA, kedua pemimpin itu "membicarakan kerja sama antara kedua negara, selain perkembangan-perkembangan terutama situasi di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki."
Kunjungan itu dilakukan saat usaha-usaha meningkat untuk menghentikan aksi kekerasan 15 hari antara tentarra Israel dan gerilyawan di Jalur Gaza, yang sebagian besar dikuasai gerakan Hamas.
Hubungan antara Doha dan Riyadh tetap tegang setelah berada pada tingkat terdaah Maret ketika Arab Saudi menarik duta besarnya dari Qatar, bersama dengan Bahri dan Uni Emirat Arab. Mereka menuduh Doha ikut campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka.
Dukungan Qatar bagi Ikhwanul Muslimin, gerakan di mana salah seorang pemimpinnya adalah mantan presiden Mesir Mohamed Moursi yang digulingkan militer Juli 2013, yang membuat marah negara-negara Teluk yang pendukung penuh pemerintah yang dilantik militer.
Mesir mengusulkan satu gencatan senjata di Gaza ditindak lanjuti dengan satu perundingan langsung. Tetapi Hamas mengatakan pihaknya tidak akan menyetujui usul gencatan senjata Mesir dan menegaskan bahwa kecuali Israel melakukan komitmen pertama untuk mengakhir blokade delapan tahunnya atas daerah pantai itu.
Hamas juga mencari satu peran bagi Turki dan Doha dalam usaha-usaha untuk mencai satu gencata senjata. Sekjen PBB Ban Ki-moon singgah di Doha Ahad mengawali lawatannya ke kawasan itu untuk mendorong satu gencatan senjata di Gaza.