Kamis 24 Jul 2014 07:48 WIB

Provinsi di Filipina Ini Bisa Hindari Kematian Masal Akibat Badai

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Muhammad Hafil
Korban Topan Rammasun.
Foto: Guardian
Korban Topan Rammasun.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Setidaknya 100 orang tewas di Filipina pekan lalu ketika topan Rammasun menyerang. Ada satu provinsi yang mendapatkan serangan topan paling kuat, namun justru tidak mencatat satupun korban tewas.

Ya, itulah Provinsi Albay yang berhasil membuktikan bahwa kematian masal dapat dicegah asalkan ada mitigasi bencana yang kuat. Khususnya, ada komitmen pemerintah lokal yang bisa memaksa warganya untuk melakukan apapun yang diperlukan demi menyelamatkan nyawa mereka.

Gubernur Albay, Joey Salceda mengatakan sekitar 20 topan melanda Filipina setiap tahunnya dan dia menyatakan wilayahnya semakin kuat menghadapi ancaman tersebut. Ahli meterologi mengatakan ketika temperatur samudra meningkat, badai yang datang akan semakin berbahaya.

Akhir tahun lalu, topan Haiyan menjadi badai terkuat di dunia yang menyerang Filipina dan menewaskan lebih dari 6.100 orang. Sebagian besar yang tewas adalah mereka yang berada di sepanjang timur pulau-pulau Filipina.

Karena shock Haitan, pemerintah pusat akhirnya lebih aktif melakukan mitigasi bencana. Tapi Salceda menilai hal itu bergantung pada pemerintah daerah dan provinsi, bukan pemerintah pusat.

"Pihak lokal membutuhkan lebih banyak pelatihan dan perlu memahami betul apa yang harus mereka lakukan jika bencana datang. Ini adalah kegagalan berkomunikasi, keagalan untuk memastikan kepatuhan masyarakat akan peringatan pemerintah lokal," ujar Salceda, dilansir dari Reuters, Kamis (24/7).

Salceda telah menerapkan sistem shock therapy untuk membuat penduduk Albay tergerak untuk menghindari badai yang secara teratur menyerang dari Samudra Pasifik. Dia mencontohkan bagaimana kebingungan warganya ketika dia memerintahkan menutup seluruh sekolah sehari sebelum topan Rammasun menyerang, padahal langit sangat terang.

Untuk memaksa warganya melakukan evakuasi dini, Salceda menyatakan penduduk hanya akan mendapatkan kemasan beras dan bantuan darurat hanya di lokasi-lokasi penampungan, bukan diantar ke rumah mereka langsung. Dengan kata lain, warga harus pindah segera ke tempat penampungan.

Alhasil, pada saat topan Rammasun menyerang, seluruh warga Albay selamat. Provinsi ini hanya menelan kerugian akibat kerusakan fisik bangunan sebesar 6,2 miliar peson atau 143 juta dolar AS.

Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana menunjuk ALbay sebagai provinsi teladan bagi pengurangan risiko bencana. PBB menyoroti pentingnya kampanye dan komunikasi yang aktif antara pemerintah daerah dan penduduknya untuk mencegah korban berjatuhan lebih banyak lagi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement