REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Suara tembakan yang ditembakkan ke biro Al Jazeera di Jalur Gaza menyebabkan kepanikan di antara warga sipil yang tinggal di gedung yang sama. Namun, tidak ada korban dalam insiden pada Selasa pagi tersebut.
Biro ini terletak di daerah perumahan di Kota Gaza. "Dua tembakan ditembakkan langsung ke gedung kami. Karena bangunan biro tinggi, kami dapat melihat luasnya wilayah tersebut. Tapi, kami tetap dievakuasi dari gedung ini," kata Stefanie Dekker, reporter Al Jazeera.
Serangan itu terjadi sehari setelah Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, mengatakan negaranya akan bekerja untuk menutup operasi Al Jazeera di Israel. Demikian dikutip dari media lokal.
Al Jazeera adalah kantor berita terpercaya yang langsung menyiarkan laporannya dari Gaza ke dunia. Jaringan ini telah meliput serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang dimulai pada 8 Juli.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pengacaranya Carter-Ruck, Al Jazeera mengatakan: "Satu-satunya tujuan mereka saat ini untuk menyampaikan apa yang terjadi di Gaza sejak dimulainya konflik sehingga para relawan tanpa rasa takut dapat membantu para warga Palestina yang menjadi korban.''
Jumlah korban tewas dalam 14 hari serangan Israel telah naik menjadi lebih dari 607 warga Palestina, termasuk puluhan wanita dan anak-anak. Lebih dari 3.700 orang telah terluka.
Di sisi Israel, 27 tentara dan dua warga sipil tewas. Termasuk militer Israel Sersan Oron Shaul diduga tewas.