Kamis 24 Jul 2014 21:06 WIB

Satu Lagi Kota di Australia Larang Tas Belanja Plastik

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, FREMANTLE -- Setelah beberapa kota di Australia melarang penggunaan tas belanja plastik, kini giliran Pemerintah Kota Freemantle di Australia Barat mengambil langkah yang sama. Sebenarnya, ini adalah kedua kalinya Dewan Kota Freemantle memutuskan larangan praktik tersebut. Sebelumnya, sebuah UU yang disahkan tahun 2013, ditolak oleh Pemerintah Negara Bagian Australia Barat.

Penolakan itu berkaitan dengan apa yang dilukiskan oleh Dewan Kota sebagai soal "teknis hukum".

Wali Kota Freemantle, Brad Pettitt mengatakan, ia yakin kali ini tidak ada dasar hukum bagi Pemerintah Negara Bagian untuk menolak larangan itu."Satu-satunya alasan untuk menolak sekarang pastilah karena motif politik," katanya, baru-baru ini.

"Kami mengatakan kepada Pemerintah Negera Bagian 'anggap saja ini percobaan'. Dewan Kota mendukung, warga Freemantle mendukung, kita lihat saja apakah larangan tas plastik ini bisa berjalan," tambah Walikota Pettitt.

"Sedikit sekali tentangan kali ini. Selama masa konsultasi publik hanya ada satu keberatan, dan itu dari sebuah supermarket besar."

Bisnis lainnya dengan senang hati menerimanya, katanya.

Menurut Walikota Pettitt, perlu beberapa waktu untuk memberlakukan larangan itu sepenuhnya.

"Kita memulainya pelan-pelan. Kita akan meluncurkan kampanye di seluruh Freemantle sampai masa sibuk belanja menjelang Natal dan di tahun yang baru kita mulai menerapkannya."

Komunitas Coles Bay di Tasmania, Mogo di New South Wales dan Oyster Bay di Sydney sudah sejak 10 tahun lalu secara bertahap mengurangi penggunaan tas plastik untuk sekali saja (single use).

Pemerintah Negara Bagian Australia Selatan melarang tas plastik sama sekali di tahun 2009, sedangkan Wilayah Utara dan Wilayah Ibukota (ACT) mengikuti jejak itu di tahun 2011.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement