Kamis 24 Jul 2014 12:17 WIB

Hamas: Kami Selalu Pertimbangkan Etika Perang

Rep: c64/ Red: Mansyur Faqih
Anggota Yahudi ultra-orthodox, Neturei Karta, kelompok yang menentang zionis dan kependudukan Israel, menggelar aksi menentang serangan Israel ke Gaza di Paris, Prancis, Rabu (23/7).
Foto: ap
Anggota Yahudi ultra-orthodox, Neturei Karta, kelompok yang menentang zionis dan kependudukan Israel, menggelar aksi menentang serangan Israel ke Gaza di Paris, Prancis, Rabu (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Para pejuang Palestina menyatakan selalu menjaga dan memperhatikan etika perang saat berada di lapangan. Antara lain, selalu menyerang tentara bukan rakyat sipil. 

"Kami selalu mempertimbangkan etika dalam bertempur," ujar Khalid Misy'al, Ketua Biro Politik Hamas seperti dilansir Mi'raj News Agnecy, Kamis (24/7).

"Bukti yang jelas terlihat adalah syuhada kami adalah para warga sipil. Sementara korban-korban tewas mereka (penjajah Israel) adalah para tentara," ujarnya. 

Ia menegaskan, pejuang Hams tidak pernah mengarahkan serangan kepada penduduk. Tapi selalu kepada tentara dan siapa pun yang bersenjata serta merusak. 

Pria yang selamat dalam usaha pembunuhan oleh agen Mossad itu berkata, para pejuang tidak pernah mengarahkan serangan kepada penduduk.

"Namun, jangan sekali-kali kalian mengatakan, warga Israel adalah penduduk. Hal tersebut karena mereka menempati wilayah yang mereka jajah dan tidak sah. Tak hanya itu, mereka juga bersenjata, membunuh dan merusak," lanjutnya.

Ia mengatakan, kejantanan dan keberanian para pejuang Palestina di lapangan sangat terlihat. Misalnya, mereka tidak hanya menargetkan pemuda tentara Israel. Melainkan juga para komandan perang militer Zionis Israel. 

"Hamas tidak akan pernah berhenti mempertahankan dan menjaga warga Gaza," kata Mi'syal. 

Jubir kementerian kesehatan di Jalur Gaza mengatakan, jumlah korban akibat agresi Israel yang dimulai sejak dua pekan lalu telah bertambah jadi 701 lebih. Sedangkan, warga Palestina yang terluka sekitar 4.550. Termasuk wanita, anak-anak dan orang tua lanjut usia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement