REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK – Pemberontak pendukung Rusia di Ukraina timur mengatakan pasukannya tidak memiliki misil Buk yang diduga digunakan untuk menembak pesawat Malaysia Airline MH17. Perdana Menteri Republik Rakyat Donetsk yang mengklaim diri sendiri, Alexander Borodai, mengatakan bukti yang ditunjukan itu palsu.
Ia membantah adanya sistem misil SA-11 Buk yang dibuat Rusia di tempat jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. Para pejabat intelijen Barat mengatakan senjata ini digunakan untuk menembak jatuh pesawat.
“Tidak, kami tidak punya Buk. Tak ada Buk di daerah tersebut,” katanya.
Ia pada awalnya membantah foto yang menunjukan adanya peluncur Buk di dekat kota Snezhnoe sebelum mengatakan foto-foto tersebut palsu.
Pernyataan Borodai ini disampaikan setelah Alexander Khodakovsky, pemimpin pemberontak batalyon Vostok mengatakan peluncur Buk dalam perjalanan dari Luhansk ke Snezhnoe. Ia mengaku menyadari para pemberontak memiliki senjata tersebut.
“Saya tahu Buk itu. Saya mendengarnya. Saya rasa mereka (pemberontak lokal) mengirimkannya lagi. Mereka mungkin mengirimkannya kembali agar menghilangkan jejaknya,” katanya.