Jumat 25 Jul 2014 00:27 WIB

Pesawat Air Algerie Berpenumpang 110 Jatuh

Air Algerie
Foto: [ist]
Air Algerie

REPUBLIKA.CO.ID, ALGIERS -- Sebuah penerbangan Air Algerie, Kamis, jatuh dalam perjalanan dari Ouagadougou di Burkina Faso ke Algiers dengan membawa 110 penumpang di dalamnya, kata seorang pejabat penerbangan Aljazair.

Ada sejumlah petunjuk yang jelas tentang apa yang kemungkinan terjadi pada pesawat tersebut ataupun apakah ada atau tidaknya korban tewas.

Namun, Menteri Transportasi Burkina Faso Jean Bertin Oudrago mengatakan penerbangan yang bersangkutan meminta izin untuk mengubah arah pada pukul 01.38 GMT karena adanya badai di wilayah itu.

"Saya bisa pastikan bahwa pesawat itu telah mengalami kecelakaan," kata pejabat Aljazair kepada Reuters namun ia menolak untuk disebutkan namanya ataupun memberikan rincian tentang apa yang telah terjadi pada penerbangan pesawat tersebut dalam perjalanannya ke utara.

Hampir setengah dari keseluruhan penumpang adalah warga negara Prancis, kata seorang pejabat maskapai penerbangan.

Dua pesawat jet tempur Prancis yang berkedudukan di wilayah itu telah dikerahkan untuk mencoba menemukan keberadaan pesawat Air Algeria berdasarkan kemungkinan rute yang diambil penerbangan tersebut, kata seorang juru bicara tentara Prancis.

Sumber-sumber bidang keamanan Niger mengatakan pesawat-pesawat menerbangi wilayah udara di atas perbatasan dengan Mali untuk mencari penerbangan yang menghilang itu.

Kantor berita pemerintah Aljazir APS mengatakan pihak berwenang kehilangan kontak dengan penerbangan AH 5017 satu jam setelah pesawat itu lepas landas dari Burkina Faso.

Namun, pejabat-pejabat lainnya memberikan keterangan berbeda soal waktu berlangsungnya kontak hingga menimbulkan kebingungan soal nasib penerbangan tersebut.

Swiftair, perusahaan swasta Spanyol yang merupakan pemilik pesawat tersebut, membenarkan bahwa pihaknya kehilangan kontak dengan MD-83 yang dioperasikan oleh Air Algerie.

Perusahaan itu mengatakan penerbangan AH 5017 mengangkut 110 penumpang dan enam awak.

Seorang diplomat di ibu kota Mali, Bamako, mengatakan wilayah utara Mali --yang kemungkinan menjadi rute penerbangan AH 5017-- semalam dilanda badai pasir yang kuat.

Apapun yang menjadi penyebab, kecelakaan pesawat lainnya kemungkinan menambah ketegangan pada industri penerbangan setelah sebuah pesawat Malaysia Airlines jatuh di Ukraina pekan lalu, satu penerbangan TransAsia Airways juga jatuh di Taiwan saat terjadinya badai petir pada Rabu serta maskapai-maskapai membatalkan penerbangan ke Tel Aviv karena konflik di Gaza.

Perwakilan Air Algerie di Burkina Faso, Kara Terki, mengatakan dalam jumpa pers bahwa semua penumpang di pesawat tersebut sedang berada dalam persinggahan, baik untuk menuju Eropa, Timur Tengah ataupun Kanada.

Ia mengatakan daftar penumpang memuat antara lain 50 warga negara Prancis, 24 warga Burkina Faso, delapan warga Lebanon, empat warga Aljazair, dua warga Luksemburg, satu warga Swiss, satu warga Nigeria, satu warga Kamerun, satu warga Ukraina dan satu warga Rumania.

Para pejabat Lebanon mengatakan setidaknya 10 warga negara Lebanon berada dalam penerbangan tersebut.

Juru bicara SEPLA, persatuan pilot Spanyol, mengatakan enam awak berasal dari Spanyol.

Swiftair mengatakan dalam situsnya bahwa pesawat itu lepas landas dari Burkina Faso pada 01.17 GMT dan dijadwalkan mendarat di Algiers pada 05.10 GMT namun tidak pernah mencapai tujuan.

Menteri transportasi Burkina Faso, Ouedrago, mengatakan penerbangan itu meminta menara kontrol di Niamey untuk mengubah rute pada 01.38 GMT karena badai di Sahara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement