REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Rabu (23/7), menyerukan referendum bagi warga Arab dan Yahudi yang tinggal di Israel untuk mengakhiri negara Zionis itu.
Namun ia juga menegaskan bahwa hingga jajak pendapat itu dapat digelar, upaya menahan diri dari melakukan kontak senjata tetap diperlukan.
Khamenei dan pendahulunya Ayatollah Rouhollah Khomeini telah berulang kali menyerukan selama bertahun-tahun untuk mengakhiri negara Yahudi itu, termasuk melalui referendum di kawasan itu, tempat bangsa Palestina merupakan mayoritas.
Dalam komentar pertama resminya terkait Israel sejak awal serangan Israel di Jalur Gaza pada tanggal 8 Juli, Khamenei mengulang kembali seruan itu.
"Ada cara yang logis dan praktis untuk mengakhiri (peperangan) ini, yaitu dengan cara orang yang tinggal dan berada di sana memilih pemerintahan mereka sendiri melalui referendum. Itu akan menjadi akhir dari rezim palsu," kata Khamenei, yang memberikan keputusan akhir dalam segala hal di negara Islam Syiah Iran, dalam sebuah pidato di hadapan mahasiswa di Teheran.
Hingga saat itu, tambah Khamenei, "sambil menunggu untuk mengakhiri rezim pembunuh berdarah dingin ini, upaya menahan diri dari melakukan perlawanan bersenjata adalah satu-satunya cara yang harus dilakukan".
Khamenei menegaskan untuk pertama kalinya bahwa ia berbicara tentang penghapusan negara Israel, bukan kematian kaum Yahudi.
"Pemusnahan Israel adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan ini, tetapi ini bukan berarti menghancurkan orang-orang Yahudi di wilayah ini," katanya dalam pidatonya yang diunggah di lamannya.
Presiden baru Iran Hassan Rouhani sedang berusaha untuk meningkatkan hubungannya dengan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, dalam perang hubungan masyarakat dengan Israel.
Israel melancarkan serangan untuk menghentikan roket yang diluncurkan HAMAS dan sekutunya, yang telah berjuang di bawah blokade ekonomi Israel dan Mesir di Jalur Gaza dan marah atas penindakan keras pada para pendukungnya di kawasan di dekat Tepi Barat --yang diduduki.
Sampai Rabu malam, 687 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, dan 32 tentara Israel telah tewas dalam pertempuran itu.
Iran akan memperingati "Hari Quds Internasional", sebuah acara tahunan yang menandai hari Jumat terakhir bulan Ramadhan, dengan melakukan aksi unjuk rasa solidaritas rakyat Palestina dan menentang Israel.
(Uu.SYS/B/G.N.C. Aryani/A/Chaidar) 24-07-2014 21:31:14