REPUBLIKA.CO.ID, Oleh David Blair, Bani Suheila, Gaza
\Sejak pasukan Israel memasuki Gaza, tentara dan tank-tank berusaha mengukir zona di sepanjang perbatasan, di mana Hamas tak dapat meluncurkan roket atau menyusup lewat terowongan.
Untuk mencapai ini, Israel telah menggiring puluhan ribu warga Palestina keluar dari rumah mereka meninggalkan perbatasan. Kebijakan mengusir populasi warga sipil dengan berpura-pura menjaga keselamatan mereka sendiri, terus dilakukan dan diserukan.
“Untuk keselamatan kalian sendiri, kalian diminta mengosongkan tempat tinggal kalian,” tulis salah satu instruksi dari Angkatan Pertahanan Israel (IDF), “Pertempuran bersifat sementara, artinya setiap orang akan dapat kembali ke rumah masing-masing.”
Sepekan setelah serangan darat dimulai dengan gemuruh bom, sebagian besar kawasan Gaza sudah tak berpenghuni. Warga Palestina menaiki truk-truk untuk melarikan diri dari rumah mereka, berharap lepas dari serangan peluru Israel.
Masih ada beberapa pasar dan jalanan yang ramai di kota Bani Suheila di Gaza selatan. Namun, kota mati yang menakutkan itu sepi, tanpa ada penduduk mulai dari pinggiran timur kota hingga ke perbatasan. Di daerah sepi ini terletak kota Abasan dan Khuzaa, yang telah dibersihkan dari sebagian besar penduduknya.