REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Aljazair tidak mengesampingkan versi serangan teroris sebagai kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat Air Algerie, yang hilang di Afrika Utara, Kamis (24/7).
Pesawat A320 Air Algerie menghilang dari layar radar di Burkina Faso pada Kamis pagi. Kontak dengan pesawat hilang 50 menit setelah berangkat dari ibu kota Burkina Faso, Ouagadougou.
Menurut laporan awal, sedikitnya 112 penumpang berada di kapal itu, termasuk satu warga Ukraina, warga negara Prancis, Burkina Faso, Lebanon, Aljazair, Spanyol, Kanada, Jerman, Luksemburg, Mali, Belgia, Kamerun, Nigeria, Mesir dan Swiss.
Semua penumpang dan awak diduga meninggal dalam kecelakaan. Air Algerie mengumumkan pesawat itu jatuh 70 kilometer di dekat kota Mali, Gao, namun Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan tidak ada puing-puing yang telah ditemukan. Prancis mengirim dua jet tempur untuk mencari pesawat yang hilang itu.
Seorang pejabat penerbangan Aljazair, sebelumnya mengatakan, tidak ada sejumlah petunjuk jelas tentang apa yang kemungkinan terjadi pada pesawat tersebut ataupun apakah ada atau tidaknya korban tewas.
Namun, Menteri Transportasi Burkina Faso Jean Bertin Oudrago mengatakan, penerbangan yang bersangkutan meminta izin untuk mengubah arah pada pukul 01.38 GMT karena adanya badai di wilayah itu.
"Saya bisa pastikan bahwa pesawat itu telah mengalami kecelakaan," kata pejabat Aljazair kepada Reuters, namun ia menolak untuk disebutkan namanya ataupun memberikan rincian tentang apa yang telah terjadi pada penerbangan pesawat tersebut dalam perjalanannya ke utara.
Hampir separuh dari keseluruhan penumpang adalah warga negara Prancis, kata seorang pejabat maskapai penerbangan. Dua pesawat jet tempur Prancis yang berkedudukan di wilayah itu telah dikerahkan untuk mencoba menemukan keberadaan pesawat Air Algeria berdasarkan kemungkinan rute yang diambil penerbangan tersebut, kata seorang juru bicara tentara Prancis.
Sumber-sumber bidang keamanan Niger mengatakan, pesawat-pesawat menerbangi wilayah udara di atas perbatasan dengan Mali untuk mencari penerbangan yang menghilang itu.
Kantor berita pemerintah Aljazair APS mengatakan, pihak berwenang kehilangan kontak dengan penerbangan AH 5017 satu jam setelah pesawat itu lepas landas dari Burkina Faso.
Namun, para pejabat lainnya memberikan keterangan berbeda soal waktu berlangsungnya kontak, hingga menimbulkan kebingungan soal nasib penerbangan tersebut.