REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Australia Tony Abbott melakukan pembicaraan lebih lanjut terkait pengamanan akses ke lokasi jatuhnya MH17 bagi penyelidik di timur Ukraina.
Dikutip dari AAP, pembicaraan tersebut dilakukan begitu koalisi polisi dari berbagai negara terbentuk. Dalam teleponnya, Jumat (25/7), Obama berterima kasih kepada Abbott atas kepemimpinannya dan kesediaan mengirim penyelidik dan polisi federal ke Ukraina.
Kedua pemimpin setuju perlunya penyelidikan internasional secara penuh, leluasa dan transparan. Mereka juga setuju penyelidik harus memiliki akses yang aman ke lokasi.
Juru bicara Gedung Putih mengatakan presiden mengatakan AS akan bekerja sama dengan erat dengan Australia. Termasuk dengan Dewan Keamanan PBB. Saat ini polisi Australia telah berada di London sebelum akhirnya ditempatkan di Ukraina.
Menlu Australia Julie Bishop dan Menlu Belanda Frans Timmermans menandatangani nota kesepahaman dengan Menlu Ukraina Pavlo Klimkin. Nota kesepahaman itu menyatakan secara resmi Belanda bertanggung jawab atas investigasi jatuhnya Malaysia Airlines MH17.
Belanda akan mengirim 40 polisi tanpa senjata ke lokasi jatuhnya MH17. Negara lain, seperti Jerman dan Malaysia juga akan mengirim polisi.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan, negaranya sedang mencari cara mengamankan lokasi itu. Hal itu membutuhkan adanya mandat internasional.
"Australia sedang mengamankan wilayah jatuhnya pesawat. Mereka memetakannya dan tampaknya mengetahui di mana lokasi jatuhnya pesawat," ujar juru bicara Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) Michael Bociurkiw.