REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS), Kamis (25/7) mengatakan pihaknya mempunyai bukti pasukan Rusia melepaskan tembakan artileri dari wilayah Rusia ke pasukan Ukraina. "Moskow juga sedang berencana "mengirim peluncur-peluncur roket yang lebih berat dan lebih kuat ke pasukan separatis pro-Rusia di Ukraina," kata wakil juru bicara Departemen Pertahanan AS Marie Harf.
Bukti itu, menurut Harf, bedasarkan informasi di lapangan yang menunjukkan senjata-senjata terus mengalir melintas perbatasan Rusia-Ukraina sejak sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Malaysia dengan 298 penumpang awaknya ditembak jatuh. Tetapi ia menolak mengungkapkan bukti dari tuduhan itu atau memberikan informasi lebih jauh. "Mereka menembakkan artileri dari dalam daerah Rusia ke militer Ukraina," kata Harf kepada wartawan.
Akan tetapi Washington masih menyelidiki jatuhnya dua jet tempur Ukraina pada Rabu (23/7). Kiev menuduh pesawat-pesawat itu dihantam rudal yang ditembakkan dari wilayah Rusia.
Penembakan pasukan Rusia terhadap posisi-posisi Ukraina, menurut juru bicara Pentagon Kolonel Steven Warren, telah berlangsung selama beberapa hari. "Konflik di wilayah tersebut terus meningkat," kata Warren kepada wartawan.
Pentagon tidak secara khusus menyebut lokasi persis dari unit-unit artileri Rusia atau lokasi persis artileri itu. "Rusia terus meningkatkan kekuatan pasukannya dekat perbatasan Ukraina dan mengirim senjata-senjata dan peralatan ke separatis sejak pesawat Malaysia ditembak jatuh," kata para pejabat pertahanan kepada AFP.
Rusia, menurut sumber di Kementerian Pertahanan AS, telah mengirim setidaknya satu batalyon sepekan ke daerah perbatasan dalam beberapa pekan belakangan ini, meningkatkan jumlah pasuan mencapai 15.000 personil, naik dari setar 12.000 personil pekan lalu. "Tampaknya terjadi peningkatan yang tetap jumlah pasukan," kata seorang pejabat di Kementerian Pertahanan AS.