REPUBLIKA.CO.ID, NIGERIA -- Pejabat Nigeria mengatakan seorang warga negara Liberia meninggal di karantina di Lagos akibat menderita virus mematikan Ebola. Pejabat tersbeut mengonfirmasi setelah pria di karantina menunjukkan tanda terinfeksi virus Ebola di bandara Lagos.
Pejabat juga mengonfirmasikan bahwa wabah virus terburuk telah mencapai negara yang paling padat penduduknya di Afrika.
"Pasien menjadi sasaran tes medis menyeluruh yang dikonfirmasi virus Ebola sebagai penyebab kematian," kata Menteri Kesehatan Nigeria, Onyebuchi Chukwu, seperti dilansir Aljazeera, Jumat (25/7).
Sebelumnya, pejabat Nigeria mengatakan pada Reuters, pria yang kolaps pada saat kedatangannya di bandara pada Kamis (24/7) telah diisolasi dan tidak memasuki kota.
Paul Garwood dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan korban meninggalkan negara asalnya tanpa gejala. Tetapi korban melaporkan tdak enak badan pada saat kedatangan di Lagos.
Dalam sebuah pernyataan, WHO mengatakan Ebola telah menewaskan 660 penduduk di Afrika Barat dengan jumlah kasus melebihi seribu kasus.
Garwood mengatakan, tingkat wabah mematikan Ebola masih saja muncul dalam catatan. "Ini adalah tren, gambaran keseluruhan. Sulit untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya di skala situasi saat ini," katanya.
Badan Kesehatan PBB mengatakan antara 18-20 Juli 2014 baru tercatat 28 kematian. Tidak ada obat atau vaksin untuk Ebola. Virus ini adapat membunuh hingga 90 persen dari mereka yang terinfeksi. Meski pun angka kematian dari wabah ini saat ini lebih rendah sekitar 60 persen.