REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, Sabtu (26/7), mengkonfirmasi bahwa jumlah korban jiwa akibat agresi 19-hari militer Yahudi ke wilayah kantung Palestina itu telah mencapai 1.030, sementara lebih dari 6.000 orang lagi cidera.
Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, memberitahu wartawan bahwa selama gencatan senjata kemanusiaan pada Sabtu (26/7), petugas medis sibuk mencari mayat lain dan orang yang mungkin selamat dari bawah reruntuhan bangunan. "Sebanyak 130 mayat ditemukan di bagian timur dan utara Jalur Gaza," kata Al-Qedra.
Gencatan senjata kemanusiaan selama 12 jam berlaku di Jalur Gaza pada Sabtu (26/7), setelah Hamas dan Israel menerima satu usul PBB pada Jumat (25/7) malam. Gencatan senjata sementara tersebut berakhir pada pukul 20.00 waktu setempat.
Sementara itu, para pejabat dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Qatar dan Turki, serta PBB berkumpul di Paris dalam upaya menyusun kesepakatan gencatan senjata jangka panjang. Media Israel melaporkan para pejabat tersebut menyerukan perpanjangan gencatan senjata 12-jam antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.