REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) pada Ahad pagi menyatakan setiap gencatan senjata yang tak menjamin penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza takkan diterima.
Juru Bicara HAMAS Sami Abu Zorhi mengatakan di dalam satu pernyataan pers gerakannya takkan menerima gencatan senjata kemanusiaan apa pun yang tak menjamin penarikan penuh tentara Israel dari Jalur Gaza, dan memungkinkan orang Palestina pulang ke rumah mereka.
Pernyataan HAMAS itu dikeluarkan beberapa jam setelah Israel menyatakan bersedia menerima gencatan senjata kemanusiaan selama 24 jam di Jalur Gaza mulai Ahad pagi.
Israel dan HAMAS melaksanakan gencatan senjata 12-jam yang diusulkan PBB dan berakhir pada Sabtu pukul 20.00 waktu setempat (Ahad, 00.00 WIB).
Pada Sabtu larut malam, Israel menyetujui perpanjangan empat jam bagi gencatan senjata 12-jam yang diusulkan oleh PBB antar gerilyawan HAMAS dan Israel.
Sementara itu, HAMAS tiba-tiba menolak usul itu, dan berkeras kesepakatan gencatan senjata mesti meliputi pencabutan blokade tujuh-tahun Israel atas Jalur Gaza.
HAMAS juga menyatakan petempurnya menembakkan empat roket ke dalam wilayah Israel, setelah berakhirnya masa gencatan senjata yang diusulkan PBB, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Sejauh ini, Israel telah menolak semua usul internasional guna mengakhiri pertempuran sengit di Jalur Gaza. Israel juga menyatakan serangannya "bertujuan menghentikan serangan roket dari Jalur Gaza ke Israel dan menghancurkan terowongan yang digunakan gerilyawan HAMAS untuk melancarkan operasi militer lintas-perbatasan ke dalam wilayah Israel".
Gerilyawan Palestina berkeras pertempuran takkan berhenti kecuali tuntutan mereka, terutamanya diakhirinya blokade tujuh-tahun Israel, dipenuhi oleh Israel.