Senin 28 Jul 2014 07:01 WIB

PBB Peringatkan Bencana Kelaparan di Somalia

Anak kelaparan di Mogadishu, Somalia.
Foto: AP
Anak kelaparan di Mogadishu, Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan tingkat kurang gizi, yang mengkhawatirkan, di ibukota Somalia, tempat badan bantuan tidak dapat memenuhi kebutuhan 350 ribu orang karena kekurangan dana, kekeringan dan perang.

Kantor PBB untuk Koordinasi urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan Pemerintah Somalia membandingkan keadaan tersebut dengan bencana kelaparan pada 2011, yang menewaskan 260 ribu orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa berupaya meningkatkan upaya peringatan dininya setelah gagal menemukan indikasi krisis pada 2010, yang dipersalahkan atas skala kelaparan yang terjadi di negara yang dikoyak oleh konflik bertahun-tahun lamanya itu.

"Tingkat malnutrisi yang mengkhawatirkan telah diamati terjadi di antara komunitas pengungsi di Mogadishu," kata OCHA dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada akhir pekan, mengutip sebuah penelitian oleh sebuah unit dari Organisasi Pangan dan PBB.

OCHA mengatakan bahwa lembaga bantuan ini tidak dapat memenuhi kebutuhan 350 ribu orang yang melarikan diri ke Mogadishu, seraya mengatakan bahwa omereka menghadapi kekurangan dana dan kekerasan di ibukota yang bisa membatasi akses pengiriman.

Pemberontak Al Shabaab, yang berusaha menggulingkan pemerintah dukungan Barat dan memaksakan interpretasi mereka yang ketat atas Islam, telah melakukan serangkaian serangan di Mogadishu selama bulan puasa Ramadhan, yang berakhir pekan ini. "Komunitas kemanusiaan memobilisasi sumber daya untuk mengatasi situasi serius, namun kekurangan yang signifikan dalam pendanaan kegiatan kemanusiaan telah menggerogoti kapasitas untuk merespon," kata OCHA mengenai tantangan di Mogadishu.

Karena kekeringan dan konflik yang berlanjut, tambahnya, kekurangan pangan diperkirakan akan memburuk di daerah tersebut, terutama di bagian selatan dan tenggara Somalia. Pada awal tahun ini, pasukan Uni Afrika meluncurkan upaya baru untuk mendorong gerilyawan al-Shabaab dari kota-kota di Somalia. Banyak orang telah meninggalkan rumah mereka akibat pertempuran itu.

Secara keseluruhan, OCHA mengatakan telah menggalang kurang dari sepertiga dari kebutuhan dana 933 juta dolar AS yang diperlukan untuk pekerjaan bantuan di 2014, yang berkisar untuk penyediaan bahan pangan hingga fasilitas kesehatan dan pendidikan dasar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement