REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Sabtu, membahas bagaimana penyelidikan internasional dapat dilakukan pada peristiwa jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina yang menewaskan 28 warga Australia.
''Kedua pemimpin itu mengadakan pembicaraan melalui telepon untuk bertukar pandangan tentang aspek penyelenggaraan penyelidikan internasional independen dan obyektif,'' kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.
Mereka juga menekankan perlunya kepatuhan pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan akses penuh ke lokasi kecelakaan dan kerjasama oleh semua negara dalam proses penyelidikan.
Penerbangan MH17 ditembak ketika melintas di atas Ukraina timur pada 17 Juli saat menuju Malaysia dari Belanda. Sebagian besar menyalahkan peristiwa itu pada kelompok separatis pro-Rusia yang memerangi pasukan Ukraina di daerah itu, yang mengakibatkan akses ke lokasi kecelakaan terbatas.
Sebanyak 298 penumpang tewas dalam bencana itu. Selain 28 warga negara Australia, ada sembilan orang yang tinggal di Australia dalam pesawat itu.
Abbott telah menuduh gerilyawan berusaha membatasi akses di lokasi kecelakaan untuk menyembunyikan bukti. Dia mendesak dunia untuk menekan Moskow guna membantu mengungkap detil dari peristiwa jatuhnya pesawat itu. Ia mengatakan Rusia tidak bisa "cuci tangan" dari insiden itu.