REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebuah kesaksian disampaikan oleh tentara penjajah Israel di media Israel 'Haaretz' yang menceritakan pengalaman mereka dalam perang di Jalur Gaza.
Para tentara penjajah itu mengatakan bahwa mereka sangat takut dengan para pejuang yang keluar dari dalam tanah dan melakukan penangkapan terhadap tentara penjajah.
Seorang prajurit berinisial “S” mengatakan bahwa dia mencoba untuk menenangkan dirinya ketika malam tiba karena suara-suara ledakan yang didengarnya tidak sama dengan suara ledakan dari misil tank mereka, melainkan suara misil anti tank.
“Apa yang paling kami takuti pada perang di Gaza adalah kami tidak dapat melihat apapun pada malam hari namun hanya mendengar ledakan-ledakan di semua tempat,'' ujar prajurit tersebut.
Perang di Gaza jauh lebih sulit dari perang di Lebanon ataupun operasi pertahanan di Tepi Barat. Para prajurit cadangan penjajah Israel “Yoav” mengatakan bahwa mereka pernah ikut perang di Lebanon Selatan dan Tepi Barat, namun masuk ke Gaza jauh lebih berat. Karena para tentara pejuang hari ini berbeda dari hari kemarin.
Sementara media Israel lainnya, Yediot Ahronot, mengatakan bahwa untuk pertama kalinya para perwira militer ditempatkan di barisan terdepan dengan maksud semula untuk mengangkat semangat para prajurit, namun justru banyak diantara perwira tersebut terbunuh.
“Kita harus mengakui bahwa kita menghadapi pejuang bersenjata lengkap dengan senjata yang canggih dan presisi termasuk senjata berat dan mortir,'' salah seorang sumber Zionis mengatakan kepada Guardian.
“Ini adalah pertempuran yang sangat sulit dan sangat mengejutkan, karena para pejuang sudah menunggu kami,” ujar sumber tersebut menambahkan tentara Israel telah mengalami hari-hari paling buruk.