Selasa 29 Jul 2014 18:57 WIB

Istri Wakil PM Kamerun Diculik Militan Boko Haram

Rep: c92/ Red: Muhammad Hafil
Sebuah ledakan di Madalla, Suleja, yang dilakukan kelompok Boko Haram.
Foto: Reuters
Sebuah ledakan di Madalla, Suleja, yang dilakukan kelompok Boko Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, YAOUNDE – Pejabat Kamerun mengatakan, istri Wakil Perdana Mentri Kamerun diculik dan setidaknya tiga orang meninggal dalam serangan yang dilakukan oleh militant Boko Haram di sebelah utara kota Kolofata, Ahad (27/7).  Seorang pemimpin agama lokal atau Lamido, Seini Boukar Lamine yang juga seorang walikota juga diculik dalam serangan terpisah di rumahnya. 

Times of India melansir, Boko Haram, telah meningkatkan serangannya di daerah lintas perbatasan Kamerun. Kelompok militan Nigeria ini mengerahkan pasukan ke wilayah tersebut sejak Kamerun bergabung dengan pihak internasional untuk memerangi kelompok tersebut. 

“Saya dapat mengonfirmasi bahwa rumah wakil perdana mentri Kamerun, Amadou Ali di Kolofata berada di bawah serangan biadab militant Boko Haram,” kata Issa Tchiroma kepada Reuters melalui telpon. 

“Mereka menculik istrinya. Mereka juga menyerang kediaman Lamido dan ia juga diculik,” kata dia. Setidaknya tiga orang tewas dalam serangan tersebut. 

Seorang komandan militer Kamerun di wilayah tersebut mengatakan bahwa wakil perdanan mentri yang saat itu sedang merayakan pesta Ramadhan bersama keluarganya, telah dibawa ke kota tetangga oleh petugas keamanan. 

“Situasi di sini sekarang sangat kritis, dan ketika saya bicara dengan Anda sekarang, elemen-elemen Boko Haram masih ada di kota Kolofata dalam bentrokan dengan tentara kita,” kata Kolonel Felix Nyi Formekong, komandan kedua Wilayah militer inter-army ketiga Kamerun. 

Serangan Boko Haram pada hari Ahad kemarin adalah serangan ketiga sejak hari Jum’at. Sedikitnya empat orang tentara tewas dalam serangan sebelumnya. Sementara itu, sekitar 22 tersangka militan Boko Haram yang telah ditangkap di Maroua sejak Maret lalu, dihukum penjara 10 hingga 20 tahun pada Jumat kemarin. Tidak jelas apakah serangan tersebut terkait dengan keputusan ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement