Rabu 30 Jul 2014 14:10 WIB

MPR: PBB Harus Bawa Israel ke Pengadilan HAM

Hajriyanto Thohari
Foto: Antara
Hajriyanto Thohari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hajriyanto Thohari menilai, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan kehilangan eksistensinya atau alasan kehadiran (raison d'etre) dalam politik internasional jika tidak mampu menghentikan agresi militer dan kekejaman Israel terhadap Palestina.

"PBB bukan hanya harus bisa menghentikan pembantaian tersebut, tapi juga harus bisa membawa Israel ke Pengadilan HAM Internasional atau International Tribunal," kata Hajriyanto melalui pesan elektronik yang diterima Antara di Jakarta, Selasa (29/7).

Dia menganggap agresi Israel terhadap rakyat Palestina di jalur Gaza, merupakan tindakan yang mirip dengan aksi genosida atau pembantaian kelompok manusia.

Agresi militer Israel yang telah memakan korban tewas ratusan anak dan perempuan Palestina itu telah mencoreng peradaban modern yang kental dengan penghormatan hak-hak asasi manusia (HAM), katanya.

Padahal, ujar dia, PBB dan negara-negara adikuasa seperti Amerika Serikat, dan juga bangsa Uni Eropa, selama ini selalu tampil dalam panggung dunia dengan citra pengusung perlindungan HAM.

Namun, ironisnya, hingga kini tidak mampu berbuat apa-apa untuk menghentikan agresi Israel terhadap Palestina. "Sudah sangat terlambat bagi PBB untuk segera mengirimkan pasukan di bawah payung PBB untuk menghentikan pembantaian kemanusiaan di Gaza," ujarnya.

Menurut dia, negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa, sebagai penguasa dunia dan PBB sekarang ini seharusnya malu hati menyaksikan kejahatan kemanusiaan itu terjadi di depan hidungnya sendiri. Padahal mereka nyata-nyata memiliki kekuatan untuk menghentikan Israel.

Hajriyanto juga mendorong pemerintah RI untuk mendesak Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Non Blok agar meminta PBB mengambil langkah cepat dan signifikan untuk menghentikan agresi militer Israel di Palestina.

Menurutnya, jika OKI hanya berdiam diri, maka organisasi yang juga beranggotakan Turki dan Arab Saudi itu akan kehilangan alasan kehadiran mereka di dunia politik internasional ini.

Perkembangan terakhir terkait serangan Israel di Palestina menyebutkan lima warga Palestina tewas. Serangan yang menghantam dekat lokasi Universitas Islam, Khan Yunis, Gaza selatan, itu juga mencatat 20 orang lainnya luka-luka.

Kematian mereka meningkatkan secara keseluruhan korban tewas Palestina selama 21 aksi kekerasan berdarah di Gaza mencapai 1.067 orang, kata Juru Bicara Pelayanan Darurat Ashraf al-Qudra, seperti dikutip kantor berita AFP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement