Rabu 30 Jul 2014 21:10 WIB

Bayi Gaza Lahir dari Ibu yang Tewas itu Kini Telah Tiada

Bayi perempuan Palestina, Shayma Shiekh al-Eid, ditempatkan di inkubator setelah dokter mengeluarkannya dari rahim ibunya yang saat itu sudah meninggal dunia akibat serangan tank Israel.
Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
Bayi perempuan Palestina, Shayma Shiekh al-Eid, ditempatkan di inkubator setelah dokter mengeluarkannya dari rahim ibunya yang saat itu sudah meninggal dunia akibat serangan tank Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Shayma Shiekh al-Eid, bayi Gaza yang lahir dari ibu yang telah tewas akibat serangan tank Israel, kini telah tiada.

Si mungil Shayman yang lahir pada Ahad (27/7) itu meninggal dunia setelah tiga hari bertahan dalam inkubator.

''Bayi Palestina yang lahir setelah ibunya tewas akibat serangan Israel di Gaza itu telah meninggal,'' sebut laporan Presstv pada Rabu (30/7).

Media Iran lainnya, Al Alam, juga melaporkan kabar tersebut. ''Bayi perempuan prematur itu lahir lewat operasi caesar darurat setelh ibunya tewas dalam serangan Israel pada Ahad,'' sebut laporan Al Alam.

Belum ada konfirmasi dari pihak keluarga ataupun pihak rumah sakit di Khan Younis terkait wafatnya Shayma Shiekh al-Eid. Ketika lahir ke bumi, Shayma langsung ditempatkan di ruang inkubator karena lahir prematur. Dokter saat itu mengatakan peluangnya untuk selamat 50-50.

Dokter sebelumnya diberitakan berhasil menyelamatkan sang bayi setelah ibunya yang sedang mengandungnya delapan bulan itu tewas terkubur puing-puing reruntuhan rumahnya di Deir Al Balah, Gaza, yang hancur akibat diserang tank Israel.

''Ketika dokter menarik bayi mungil dari rahim lewat operasi caesar darurat, ibunya telah meninggal selama satu jam,'' sebut laporan The Guardian pada Selasa (29/7).

Shayma al-Sheikh Qanan (23) sedang hamil delapan bulan ketika sebuah tank Israel membom rumahnya pada Jumat (25/7). Dia ditinggalkan dalam kondisi kritis terkubur reruntuhan rumahnya. Suaminya, seorang wartawan radio lokal, juga terluka parah.

"Jasadnya dibawa setelah serangan Israel pada 03:00 pada hari Jumat," kata Fadi al-Kharti, seorang dokter di rumah sakit Deir al-Balah. "Kami mencoba menyelamatkan jiwanya, tapi dia (Shayma) sudah meninggal."

Sebelum paramedis mengevakuasi jasadnya, Shayma telah terjebak di bawah reruntuhan rumahnya selama satu jam.

"Kemudian kami melihat ada gerakan di perutnya dan diperkirakan dia hamil sekitar 36 minggu," katanya. Tim dokter pun langsung melakukan operasi caesar darurat untuk menyelamatkan sang bayi.

Mirfat Qanan (43), nenek bayi tersebut, telah kehilangan putrinya Shayma. Tapi, ada sukacita karena dia kini menjadi seorang nenek.

"Allah telah melindungi anak ini untuk saya. Putri saya Shayma sudah tiada, tetapi sekarang saya memiliki seorang putri yang baru," katanya saat itu. "Dia akan memanggilku 'mummy' seperti ibunya lakukan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement