Kamis 31 Jul 2014 10:14 WIB

Rusia Setop Impor Buah dan Sayur dari Polandia, Ada Apa?

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Citra Listya Rini
Buah dan sayuran
Foto: blogspot.com
Buah dan sayuran

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia pada Rabu (30/7) kemarin mengumumkan larangan impor untuk sebagian besar jenis buah-buahan dan sayur dari Polandia. Larangan itu keluar sehari setelah Barat memberikan sanksi baru kepada Rusia terkait konflik dengan Ukraina.

Selama ini, Rusia mengimpor buah-buahan dan sayur yang nilai transaksinya menembus 2 miliar euro per tahun. Negara ini juga menjadi pasar ekspor terbesar Uni Eropa untuk jenis komoditas tersebut. Kendati demikian, pemerintah Moskow berdalih larangan impor buah dan sayur dari Polandia itu hanya untuk alasan kesehatan dan membantah mengaitkannya dengan sanksi baru yang dijatuhkan Barat.

Polandia adalah pengekspor apel terbesar di dunia. Tahun lalu, nilai ekspor apel negara itu mencapai 438 juta euro yang 56 persen di antaranya dijual ke Rusia. “Saya kira produsen apel di Polandia bakal menderita (akibat adanya larangan Rusia ini),” kata Witold Boguta, mewakili Asosiasi Produsen Buah dan Sayuran Polandia, kepada Reuters.

Di masa lalu, Rusia memang kerap dituduh menggunakan inspeksi keamanan pangan sabagai alat untuk membatasi perdagangan dengan negara-negara yang memiliki sengketa politik. Karenanya, Uni Eropa mengatakan akan mempelajari pengumuman larangan impor tersebut.

“Embargo (oleh Rusia) ini bermuatan represi politik sebagi reaksi atas sanksi yang dikenakan oleh Uni Eropa terhadap Rusia,” tulis Kementerian Pertanian Polandia dalam sebuah pernyataan yang dikutip World Bulletin, Rabu (30/7).

Larangan impor oleh Rusia tersebut terjadi sehari setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat memberlakukan sanksi pertama mereka untuk memukul sektor ekonomi di negeri Tsar itu. Selain membatasi penjualan peralatan untuk industri minyak dan pertahanan dari Rusia, Uni Eropa dan AS juga memperketat akses bank-bank yang dikendalikan negara itu ke pasar modal Barat.

Rusia sendiri membantah tuduhan Barat yang menyebut negara itu telah mempersenjatai dan mendukung pemberontak yang memerangi pasukan Ukraina di Ukraina timur. Para pejabat di Moskow pun mengutuk sanksi yang diberikan Uni Eropa dan AS terhadap negara mereka, Selasa (29/7) lalu.

Tekanan dan sanksi dari Barat kepada Rusia meningkat secara dramatis menyusul jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH 17 akibat ditembak jatuh di atas wilayah pemberontak pro-Rusia. Menurut data yang dilansir Komisi Eropa, buah-buahan yang dijual Uni Eropa ke Rusia mencapai 1,2 miliar euro per tahun. Sementara, untuk sayur-sayuran nilai transaksinya mencapai 886 juta per tahun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement