Kamis 31 Jul 2014 19:44 WIB

Xianjiang Kembali Bergejolak

Seorang wanita Muslim Uighur  di Urumqi berhadapan dengan militer Cina
Foto: AP
Seorang wanita Muslim Uighur di Urumqi berhadapan dengan militer Cina

REPUBLIKA.CO.ID, URUMQI -- Wilayah Xianjiang, Cina kembali bergejolak. Sebuah serangan kelompok tak dikenal menghancurkan kantor polisi dan pemerintahan di Shache.

"Petugas polisi di lokasi kejadian menembak mati puluhan anggota massa," tulis Kantor Berita Xinhua. Dari penyelidikan awal diketahui serangan itu sudah direncanakan.

Dari Beijing, Reuters melaporkan bahwa seorang profesor terkemuka etnis Uighur dari wilayah Xinjiang akan diadili dengan tuduhan separatisme dalam beberapa pekan mendatang. Kasus penangkapan Ilham Totti ini telah menarik perhatian pelanggaran peradilan dan hak asasi manusia.

Polisi Beijing menahan Tohti pada Januari dan kemudian membawanya ke Xinjiang, ibu kota Urumqi, di mana ia dituduh mempromosikan dan mendukung kemerdekaan wilayah itu dari Tiongkok. Tohti telah membantah tuduhan separatisme yang dia hadapi, tuduhan serius yang membawa hukuman maksimum mati.

Tohti, yang mengajar di Universitas Minzu Beijing, yang mengkhususkan diri dalam studi etnis minoritas, mengatakan dia tidak pernah terkait dengan organisasi teroris atau kelompok berbasis asing dan "hanya mengandalkan pena serta kertas untuk secara diplomatis meminta "hak asasi manusia dan hak-hak hukum bagi warga Uighur."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marzieh Afkham,mengutuk serangan kekerasan di Xinjiang, Cina. Ia mengatakan bahwa prinsip kebijakan Iran menolak ekstremisme dan kekerasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement