REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Perusahaan Telekomunikasi Palestina (Paltel Groups), satu-satunya yang ada di Jalur Gaza, mengumumkan infrasturuktur komunikasi telepon rumah, seluler dan internet di Jalur Gaza mengalami kerusakan berat akibat serangan rudal dan roket Israel.
Keadaan ini terutama sekali akibat hancurnya pembangkit listrik satu-satunya di Jalur Gaza dan juga akibat kekurangan bahan bakar untuk mengoperasikan genset.
“Kerusakan parah ini menyebabkan gangguan pada 85 persen layanan jasa komunikasi dan internet di sebagian besar daerah di Jalur Gaza,” demikian pernyataan resmi Paltel Groups, Selasa (30/7), seperti dilaporkan Mi’raj Islamic News Agency.
Direktur Teknis Paltel Groups, Amar Al Akr, menjelaskan kerusakan parah berpengaruh sangat signifikan terhadap jaringan seluler.
“Setidaknya 240 stasiun telekomunikasi berhenti bekerja akibat putusnya sebagian besar jaringan listrik serta hancurnya 14 stasiun lainnya karena serangan-serangan Israel. Jumlah stasiun yang masih beroperasi saat ini adalah 261 stasiun, akan tetapi semua stasiun tersebut akan berhenti total dalam 48 hingga 72 jam,” katanya.
Setidaknya 20 perangkat jaringan telepon rumah dan internet juga mendapatkan gangguan sangat parah, terutama di beberapa daerah seperti Shejaiyah, Bayt Hanoun, Khuza’a, Bayt Lahiya dan Rafah. Di beberapa tempat juga tidak bisa beroperasi akibat hancurnya jaringan listrik.
Saat ini setidaknya ada 35 stasiun lokal di Gaza yang beroperasi dengan generator listrik yang artinya memerlukan konsumsi ribuan liter bahan bakar per-hari, sedangkan cadangan bahan bakar tersebut hanya cukup untuk beberapa hari saja.
Lagipula generator-generator tersebut dirancang hanya untuk keadaan darurat dan waktu terbatas, sehingga jika digunakan secara terus menerus akan mengakibatkan kerusakan secara tiba-tiba.
Meskipun dalam keadaan sulit, Paltel Groups menegaskan akan tetap melakukan yang terbaik untuk kelangsungan layanan jasa komunikasi dan mengupayakan mengambalikan layanan jasa komunikasi dengan jalur-jalur cadangan. Pihaknya juga mengimbau warga di Jalur Gaza untuk memahami kendala yang dihadapi perusahaan.