REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK -- Sebuah tim kecil Australia dan Belanda telah mencapai lokasi jatuhnya pesawat Malaysian Airlines MH17 setelah empat hari berusaha melintasi medan tempur menuju puing-puing pesawat.
Parlemen Ukraina Kamis (31/7) lalu memberi lampu hijau kepada tim investigasi dan polisi Australia untuk ke lokasi bencana sebagai bagian dari suatu operasi pencarian internasional.
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan kepada ABC, tim pendahulu itu telah tiba dan melaporkan mendengar suara gempuran dekat lokasi bencana yang terletak "di tengah zona perang". Dikatakan, pertempuran masih berlangsung - kendati militer Ukraina mengumumkan akan menghentikan selama sehari ofensifnya terhadap pemberontak pro-Rusia.
Tim investigasi utama masih belum mencapai lokasi bencana dan tidak dapat meninggalkan Kota Donetsk. Organisation for Security and Cooperation in Europe (OSCE) mengatakan, tim pemantau Special Monitoring Mission (SMM), bersama empat pakar Australia dan Belanda telah tiba dengan selamat di lokasi dengan menggunakan rute baru. Tim perintis itu makan waktu lebih dari enam jam untuk memeriksa jalan dan menemukan rute melewati beberapa garis pertempuran.
Bishop mengatakan kepada ABC, misi tersebut "sangat berbahaya".
Setelah keberhasilan tim kecil mencapai lokasi MH17, para inspektur kini akan mencoba lagi menerobos garis pertempuran dalam tim yang lebih besar.
Tim investigasi akan berusaha mendapatkan jaminan bahwa tidak ada pertempuran di sepanjang rute yang akan mereka lalui. Namun, pertempuran sengit terus berkecamuk di semua sisi daerah itu. Ladang gandum dimana terdapat puing-puing pesawat dan mungkin jenazah korban telah terbakar.
Tim polisi Australia juga telah mendapat persetujuan dari Parlemen Ukraina untuk membawa senjata, tapi Menlu Bishop mengatakan, mereka hanya akan dipersenjatai "jika perlu".
Kata Bishop, tim itu akan memulai tugas pada ini, Jumat (1/8) waktu setempat untuk mencari jenazah dan harta milik di tempat itu dan mengumpulkan bukti untuk investigasi.