Jumat 01 Aug 2014 08:32 WIB

Idul Fitri, Idul Syahid Bagi Rakyat Gaza

Warga Palestina menggelar shalat jenazah bagi korban yang tewas akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza.
Foto: AP Photo/Hatem Ali/ca
Warga Palestina menggelar shalat jenazah bagi korban yang tewas akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza.

Oleh: Abdillah Onim*

GAZA CITY – Idul Fitri bagi umat Islam di negara lain, menjadi Idul Syahid bagi warga Gaza.

Sejak Sabtu (30/7) malam hingga saat ini, Israel semakin membabi-buta melontarkan roket ke seluruh wilayah Gaza. Mulai dari Gaza selatan seperti Khan Yunis, Rafah, Khuza'ah, hingga Gaza tengah seperti Dirbalah, Nusairat, Magazi, dan Alburaij.

Wilayah Gaza City, Gaza timur seperti Zaitun dan Sijaiyah serta Hayi Tuffa tak luput dari sasaran bom Israel. Begitu juga wilayah Gaza utara seperti Jabalia, Bait Lahiya, Bait Hanun dan kamp pengungsian di Jabalia.

Sejak Ahad (31/7) hingga saat ini sudah lebih dari 100 warga Gaza yang tewas, semuanya warga sipil, dan lebih dari 200 orang luka-luka. Serangan brutal artileri udara Israel ke wilayah Jabalia memaksa warga Jabalia yang menetap di dekat perbatasan harus mengungsi ke sekolah-sekolah atau ke Jabalia City.

Pada saat bersamaan, lebih dari 100 ribu warga Jabalia timur berbondong-bondong mengungsi, hanya membawa baju yang melekat di badan, memadati jalan raya sembari berlarian menghindari serangan artileri Israel. Di jalan raya, jeritan anak-anak dan isak tangis wanita bersahutan di tengah gulita malam.

Hari kedua Idul Fitri menjadi hari Idul syahid bagi rakyat Gaza. Pada hari kedua Lebaran itu, lebih dari 100 orang warga sipil dan anak-anak yang tewas akibat kekejian serangan serdadu Zionis.

Memasuki hari ke 23 agresi Israel ke wilayah Gaza, jumlah korban tewas sudah mencapai 1.437 orang, mayoritas dari mereka adalah anak-anak, wanita serta warga sipil lainnya, dan sekitar 8.300 orang lebih luka-luka. Tak hanya korban jiwa, agresi Israel kali ini telah menghancurkan 200 unit rumah warga, dan lebih dari 54 unit masjid ratah dengan tanah.

Pada hari kedua Lebaran itu juga, pertempuran antara militer Israel dengan pejuang Palestina di perbatasan Gaza-Israel berlangsung sengit. Menurut pejuang Palestina di Gaza, mereka berhasil membunuh 31 prajurit Israel. Namun, pemerintah Israel ditengarai menyembunyikan jumlah korban tewas dan mengatakan hanya 19 serdadu Israel yang tewas.

Saat ini, Israel kebingungan dan kian terpojok. Oleh sebab itu, mereka semakin brutal melontarkan roket ke rumah warga sipil, rumah sakit, dan masjid-masjid. Bahkan kemarin, Kamis (31/7), Israel menghujani taman bermain anak-anak di Gaza City yang dipenuhi bocah-bocah yang sedang bermain memakai baju baru. Kebrutalan Israel tersebut menewaskan 10 bocah dengan tubuh tercabik-cabik tak utuh lagi.

Kediaman mantan perdana menteri Palestina di Jalur Gaza, Ismail Haniya, tak luput dari terjangan rudal F16 milik Israel. Selain itu, Israel berhasil menghanguskan satu-satunya pusat pembangkit listrik di Gaza (PLN Palestina di Gaza).

Yang mengherankan, seharusnya perang itu antara militer berhadapan dengan militer, bukan militer dengan sipil. Namun, Israel malah membantai warga sipil, anak-anak, dan wanita. Fasilitas umum seperti sekolah, masjid, rumah sakit hingga tempat pengungsian yang dipenuhi warga juga jadi korban amukan Zionis. Rumah Sakit asy-Syifa di Gaza City juga tak luput dari serangan rudal Israel, dan menewaskan seorang bayi berusia satu bulan.

Kebisuan tetangga sebelah

Tragisnya, negara-negara tetangga khususnya negara Arab belum jua terpanggil hatinya untuk membantu saudara mereka sesuku dan sebangsa. Negara-negara lain yang mengaku anti-Amerika dan anti-Israel malah menunduk tidak mau tahu. Yang getol membantu Gaza saat ini adalah Turki, Qatar, dan Aljazair. Sedangkan negara-negara lain hanya menjual pencitraan belaka.

Dalam rapat tertutup kabinet Israel, anggota kabinet saling menyalahkan karena tidak mengetahui kekuatan Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas. Mereka menyalahkan pihak intelijen Israel yang dianggap tidak becus.

Parahnya mereka tidak mengetahui kemampuan roket-roket produk lokal Gaza yang dapat menghunjami Ibu Kota Israel, Tel Aviv. Kota-kota Israel bak kota hantu. Roket buatan lokal Gaza bahkan sudah menghancurkan reaktor nuklir Israel, Daimona.

Dalam sebuah konferensi pers, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, invasi Gaza akan berlangsung lama. Militer Israel akan memperluaskan wilayah serangan dan menambah kekuatan mereka untuk melumpuhkan kota padat penduduk itu.

Pernyataan PM Israel itu ditanggapi pejuang Palestina dengan menyatakan, “Kami sudah menunggu kalian. Kami siap berhadapan dengan kalian. Kami siap berperang dengan kalian, wahai Yahudi-Zionis pengecut. Kalian hanya berani membantai wanita dan anak-anak. Jika kalian memiliki kekuatan, maka hadapilah kami Brigade Izzuddin al-Qassam dalam perang darat. Dan kami siap mengajarkan kalian bagaimana berperang yang baik dan benar.”

Saat ini terdapat beberapa kelompok pejuang Palestina, diantaranya Izzuddin al-Qassam, Syuhada Alaqsa, Soraya Alquds, Alwiyah Annaser Salahuddin, Brigade Abu Ali Mustafa, dan Brigade Mujahidin. Mereka bersatu padu melawan musuh yang sama, musuh besar mereka, yaitu Israel.

Dan perlu saya sampaikan, di belakang Israel ada Amerika. Informasi yang saya peroleh dari media-media lokal bahwa saat ini ada 2.000 prajurit Amerika yang sudah diterjunkan ke Israel untuk membantu militer Israel menyerang Gaza. Bahkan, pejuang Palestina di Gaza telah berhasil membunuh seorang serdadu negeri 'koboi'.

Hingga berita ini dimuat, militer Israel masih menyerang Gaza dengan misi utama membumihanguskan wilayah yang diblokade selama bertahun-tahun itu.

*Kontributor Republika Online di Jalur Gaza, Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement