REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) pada Kamis (31/7) menyatakan agresi Israel ke Jalur Gaza adalah taruhan besar buat Pemerintah Israel.
Keputusan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk melanjutkan operasi militernya adalah taruhan yang mendorong militer Israel ke keadaan yang tak diketahui. Demikian kata Juru Bicara Hamas, Fawzi Barhoum, di dalam satu pernyataan.
''Netanyahu mengobarkan perang tersebut untuk mempertahankan kekuasaan yang dikendalikan oleh sekutu regional dan internasional yang mendorong dia ke perang yang membuat dia kalah yang konsekuensinya tidak diketahui,'' tambah Barhoum.
Sementara pemimpin senior Hamas, Khalil Al-Hayyah, juga mengatakan Netanyahu menghidupkan krisis akibat roket yang ditembakkan ke dalam Israel dari Jalur Gaza.
Di dalam satu pernyataan singkat, Al-Hayyah --anggota biro politik HAMAS-- mengatakan Netanyahu sedang mencari cara untuk keluar dari serangan tersebut. "Ini takkan diperoleh tanpa menerima tuntutan kubu perlawanan di Jalur Gaza," katanya.