Jumat 01 Aug 2014 13:46 WIB

Nigeria Mulai Periksa Pengidap Ebola di Bandara

Virus Ebola
Foto: abc news
Virus Ebola

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Otorita Penerbangan Sipil Nigeria (NCAA) mengatakan sejak Kamis lembaga itu mulai memeriksa suhu tubuh para penumpang yang datang dari tempat-tempat rawan ebola dan menangguhkan penerbangan pan-Afrika, Asky, karena membawa kasus pertama ke Lagos.

Ebola telah merenggut nyawa 729 orang di Liberia, Guinea, Sierra Leone dan Nigeria, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Seorang korban meninggal di lagos, kota berpenduduk 21 juta jiwa dan yang tergolong kota dengan peturasan dan layanan kesehatan terburuk di Afrika.

"Pemantauan dan pemeriksaan dilakukan di bandara-bandara utama, memeriksa suhu badan para penumpang dengan alat genggam," kata juru bicara NCAA, Sam Adurogboye.

Pemeriksaan dilakukan bagi semua penumpang pesawat yang melewati Liberia, Guinea dan Sierra Leone.

Apabila suhu badan penumpang menunjukkan kecurigaan, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan darah, katanya.

Patrick Sawyer, seorang konsultan bagi kementerian Keuangan Liberia yang berusia sekitar 40-an tahun, pingsan ketika tiba di bandara Lagos pada 20 Juli. Ia ditempatkan di ruang irolasi di rumah sakit di Obalende, salah satu daerah terpadat di kota itu, tetapi meninggal pada 25 Juli.

Menteri Kesehatan Onyebuchi Chukwu dalam jumpa pers di Abuja, Kamis mengatakan, 69 orang yang telah berhubungan dengan Sawyer masih dalam pemantauan ketat dan dua diantaranya sudah dikarantina karena pernah berhubungan dengan sangat dekat.

Pegawai dan siapa pun yang sudah merawatnya sebelum dia dinyatakan terjangkit -- sehingga tidak melakukan penanganan yang diperlukan, juga dikarantina, katanya dengan menambahkan masa karantina itu akan berlangsung selama tiga pekan.

"Satu kasus dilaporkan di Nigeria, belum ada kasus baru yang dilaporkan," kata Chukwu.

Pemerintah sudah menghubungi para penumpang yang berada dalam satu pesawat dengannya.

Kami menangguhkan penerbangan Asky sampai mereka dapat menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat para penumpang terjamim tidak akan membawa virus ebola," kata Adurogboye.

Asky belum bisa diminta komentarnya. Dalam pernyataannya, pihak penerbangan pada Selasa mengatakan bahwa mereka menghentikan penerbangan ke Liberia dan Sierra Leone, tetapi tidak menyebut Nigeria.

Adurogboye mengatakan, penerbangan terbesar Nigeria, Arik Air melakukan sendiri penutupan sementara seluruh penerbangan ke Liberia dan Sierra Leone.

Asosiasi Penerbangan Internasional (IATA) mengatakan bahwa WHO tidak menganjurkan pengetatan perjalanan ke perbatasan atau menutupnya karena wabah dan menyebut akan ada risiko rendah bagi penumpang lain jika ada seorang penumpang yang terjangkit ebola.

Penularan demam dengan perdarahan ini dimulai di suatu kawasan hutan di sebelah timur Guinei paa Februari. Gejalanya diawali dengan sakit kepada dan demam, kemudian perdarahan di dalam dan luar, muntah dan diare.

Sierra Leone mengatakan keadaan darurat dan meminta pasukan untuk menutup wilayah-wilayah ebola.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement