Jumat 01 Aug 2014 15:15 WIB

Ini Alasan Xinjiang Berharga Bagi Beijing

Rep: c92/ Red: Agung Sasongko
Muslim Uighur
Foto: Reuters
Muslim Uighur

REPUBLIKA.CO.ID, URUMQI --  Sebanyak 127 ton cadangan emas ditemukan di Xinjiang, Uygur, Cina Utara. Temuan itu diperkirakan senilai 40 miliar yuan atau setara 6,5 miliar dollar AS. Ini merupakan sumber cadangan emas terbesar yang pernah ditemukan di Xianjiang.

Seperti dilansir International Bussiness Times, Jumat (1/8),  Xinjiang adalah tempat Muslim Cina dari bangsa Uighur berada. Daerah ini kaya akan sumber minyak, gas, dan mineral. Temuan emas terbaru ini berada di Uqar yang merupakan daerah perbatasan dengan Krygzstan.

Cui Hongbin dari Biro Explorasi Geologi dan Mineral Xinjiang mengatakan, area tambang yang ditemukan memiliki kapasitas 200 ton emas. Ia mengatakan, area tersebut telah dijelajahi selama 20 tahun. Para petugas geologi telah menemukan lebih dari 20 sabuk emas di area seluas 20 kilometer persegi.

Emas yang ditemukan telah menarik beberapa pengembang emas di Cina untuk bekerja sama dengan pemerintah mengembangkan area ini. The South China Morning Post melaporkan,  walaupun begitu, belum ada kesepakatakan telah dilakukan dengan perusahaan tambang manapun.

Cui mengatakan, temuan baru ini membantu meningkatkan produksi emas di Cina yang kini telah mencapai 211,07 ton dalam enam bulan pertama tahun 2014. Ini juga akan menguntungkan bagi pendapatan dan pekerja lokal.

Berdasarkan survei perusahaan Hong Kong Fuwei dan Biro Mineral Xinjiang, area tambang ini terletak sekitar 3.100 hingga 4.300 meter di atas permukaan laut. Dua cadangan emas ditemukan, masing-masing lebih dari 50 ton, di Xinyuan dan Hejing tahun 2013. Sementara itu, permintaan emas untuk perhiasan di Cina menurun 40-60 persen pada kuartal kedua 2014 dan dapat turun lagi hingga 20 persen pada tahun penuh.

“Konsumen menjadi lebih rasional dalam membeli emas,” kata analis GFMS di Thomson Reuters, Sara Zhao. “Kecuali ada perubahan signifikan di babak kedua, permintaan tampaknya akan terus jatuh di bawah rekor tahun 2013.”

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement