REPUBLIKA.CO.ID, INDIA -- Sejumlah negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyatakan kekecewaannya setelah kesepakatan perdagangan tertunda.
Tuntutan India telah menyebabkan runtuhnya pakta reformasi perdagangan global dalam dua dekade. Menteri WTO telah menyetujui reformasi global prosedur kepabeanan yang dikenal sebagai "fasilitasi perdagangan" di Bali, Indonesia, Desember lalu, tetapi WTO tidak mampu untuk mengatasi menit terakhir atas keberatan India yang harusnya ditangani hingga 31 Juli.
"Kami belum mampu menemukan solusi yang akan memungkinkan kita untuk menjembatani kesenjangan itu," kata Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo diplomat perdagangan di Jenewa seperti dilansir Reuters.
Sejumlah negara anggota WTO terkejut ketika India meluncurkan vetonya. Di antaranya Australia, Jepang, Selandia Baru, AS, dan Uni Eropa.
"Australia sangat kecewa karena penyelesaiannya tidak sesuai dengan tenggat waktu yang ditetapkan, Kegagalan ini merupakan pukulan besar bagi kepercayaan yang dihidupkan kembali pada WTO yang dapat memberikan hasil yang dinegosiasikan," kata Menteri Perdagangan Australia Andrew Robb, Jumat (1/8).
Duta Besar AS untuk WTO Michael Punke juga mengatakan kekecewaanya. Ia kecewa dan sedih karena India tidak bersedia untuk menjaga komitmen saat konferensi di Bali Desember lalu.
Beberapa negara lainnya, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, Jepang dan norwegia, telah membahas rencana untuk mengecualikan India dari perjanjian dan mendorong pejabat WTO untuk menyampaikan hal tersebut.
Seorang pejabat Jepang mengatakan Tokyo tetap berkomitmen untuk mempertahankan dan memperkuat sistem perdagangan multilateral. Saat Ditanya apakah Jepang akan terus melangkah tanpa india ia berkata terlalu dini untuk membahas permaslahan ini secara spesifik.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Luar Negeri Selandia Baru, Tim Groser, mengatakan terlalu banyak drama seputar negosiasi dan setiap pembicaraan tentang India penuh dengan kontraproduktif.