REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pesawat-pesawat tempur Israel telah membombardir sebuah universitas di Jalur Gaza, hari ini (2/8). Kemungkinan jumlah korban masih belum diketahui.
Serangan sebelumnya di daerah yang terkepung ini menyebabkan sekitar dua lusin orang tewas. Jumlah korban terbanyak terjadi di wilayah barat Rafah yang mengakibatkan sedikitnya 35 orang tewas.
Jumat (1/8) kemarin, Rafah menjadi tempat serangan mematikan Israel. Lebih dari 100 Warga Palestina tewas di sana dalam pemboman berat yang dilakukan tentara Israel.
Serangan itu diluncurkan setelah adanya laporan tertangkapnya prajurit Israel oleh Hamas. Israel melakukan eskalasi serangan hanya beberapa jam setelah dilakukan gencatan senjata 3 hari antara Palestina-Israel. Israel menyalahkan Hamas atas kegagalan gencatan senjata tersebut.
Press TV melansir, Hamas membantah telah menangkap prajurit tersebut. Namun, DailyStar menuding Hamas mengakui telah menangkap seorang perwira Israel dan membunuh dua tentara lain. Namun, mereka membantah telah melanggar gencatan senjata dan mengatakan penangkapan itu dilakukan sebelum adanya gencatan senjata.
Hingga kini, jumlah korban tewas di Palestina menurut Press TV telah mencapai hampir 1.650 orang tewas dan 9.000 luka-luka. Sebagian besar korban adalah warga sipil yang terdiri dari perempuan dan anak-anak. PBB dan badan-badan bantuan di Gaza telah memberikan 369 juta dollar AS untuk membantu mengatasi masalah kemanusiaan yang semakin mencekik Gaza.
“Bantuan ini fokus untuk mendukung akses kesehatan dan air, seperti halnya penanganan kebutuhan sekitar 440.000 orang yang telah mengungsi karena pertempuran ini,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, Jumat (1/8) kemarin.