Ahad 03 Aug 2014 00:07 WIB

Soal Gaza, Dunia Kok Diam

Rep: Wahyu Saputra/ Red: Agung Sasongko
Imigran Timur Tengah di Korea Selatan menggelar aksi dukungan terhadap perjuangan rakyat Gaza.
Foto: AP
Imigran Timur Tengah di Korea Selatan menggelar aksi dukungan terhadap perjuangan rakyat Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH --  Raja Abdullah mengatakan, dunia terdiam dengan berbagai serangan Israel ke Gaza. Serangan Israel itu merupakan tindakan kriminal yang tidak termaafkan.  ''Kita melihat darah dari saudara kita di Palestina yang menjadi lumbung pembunuhan. Mereka tidak bisa bertahan satupun. Ini adalah perang terhadap kemanusiaan,'' kata dia.

Dia mengatakan, semua bisa melihat dan mendengar namun dunia internasional seakan tak acuh dengan hal itu sekalipun terjadi di sekitar lingkungannya.

''Komunitas internasional dengan segala institusi dan organisasi termasuk yang bergerak di bidang kemanusiaan hanya bisa melihat dan diam. Mereka diam sekalipun terjadi di dekatnya dan tidak acuk terhadap korban. Apa yang terjadi tidak menjadi perhatian mereka,'' kata Abdullah.

Abdullah mempertanyakan komunitas internasioal tentang kekhawatiran munculnya generasi yang akan percaya kepada kekerasan, menolak perdamaian, tanpa dialog antas ras dan memilih untuk terus berperang. Abdullah meminta kepada para pemimpin umat muslim dan akademisi agar berdiri memperbaiki situasi di Palestina.

Ia juga meminta umat Islam bersatu di jalan Allah untuk menghadapi siapapun yang ingin menjatuhkan Islam dan mereka yang ingin mempresentasikan Islam sebagai agama ekstrim, penuh kebencian, dan sarang teroris.

''Katakan kebenaran, jangan takut siapapun yang akan mengkritik kita. Sejarah akan menjadi saksi terhadap mereka yang mengeksploitasi kemurnian agama Islam,'' kata Abdullah.

Abdullah melanjutkan, kejadian yang memojokkan Islam merupakan cobaan bagi Arab dan dunia islam yang telah diberikan fasilitas dan derajat yang tinggi. Mereka yang membenci selalu berpikir Islam sedang mempersiapkan kekuatan, melancarkan aksi terorisme dan korupsi di dunia. Padahal, sangat memalukan dan hina bagi mereka yang menjadi teroris yang memakai nama agama sebagai tujuan.

''Mereka (teroris) membunuh yang bagi Allah SWT dilarang dibunuh, mereka memutilasi tubuh korbannya, merasa bangga dan mempublikasikannya,'' kata Abdullah.

Abdullah menegaskan, tindakan tersebut memperburuk citra Islam. Mereka yang tidak mengetahui Islam secara utuh akan menganggap Islam sebagai agama yang keras. ''Padahal Allah menurunkan Muhammad sebagai pembawa kedamaian,'' kata dia.

Abdullah sempat mengingatkan dunia tentang mengantisipasi serangan teroris di Riyadh, namun ia kecewa karena kurangnya respon dari komunitas internasional.  ''10 tahun yang lalu, kita telah memanggil komunitas internasional untuk sama-sama membuat cara demi menghadapi serangan teroris. Tapi kita kecewa karena kurang seriusnya interaksi dunia internasional,'' kata dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement