REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Tentara Israel terus membombardir Jalur Gaza. Salah seorang relawan Indonesia yang menetap di Jalur Gaza, Abdillah Onim pada Ahad (3/8) menyatakan, Akibat kebrutalan Israel tersebut 10 anak-anak meninggal dengan tubuh tercabik-cabit dan tidak utuh lagi.
Kediaman mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah tidak luput dari serangan roket yang ditembakkan dari jet F16 milik Israel. Israel juga menyerang satu-satunya pusat pembangkit listrik Palestina di Gaza.
Onim mengatakan seharusnya perang itu antara militer berhadapan dengan militer. "Jadi, bukan militer Israel malah membantai warga sipil, anak-anak, wanita, fasilitas umum seperti sekolah, masjid, rumah sakit. Bahkan tempat pengungsian diroket Israel," kata dia, yang ketika awal masuk ke Gaza adalah relawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia.
Dia juga heran dengan negara-negara tetangga, khususnya negara Arab yang belum terpanggil untuk membantu saudara mereka sesuku dan sejazirah, yaitu negara Arab. Negara-negara lain yang mengaku anti Amerika Serikat dan Israel disebutnya malah menunduk tidak mau tahu.
"Yang sangat getol membantu Gaza adalah Turki, Qatar, dan Aljazair, sedangkan negara-negara lain hanya pencitraan saja," kata dia.